DECEMBER 9, 2022
Internasional

Presiden Venezuela Nicolas Maduro Tuduh TikTok, IG, WhatsApp Lakukan Fasisme Siber dan Kudeta Kriminal

image
Presiden Venezuela Nicolas Maduro. ANTARA/HO-Anadolu

ORBITINDONESIA.COM - Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Senin, 5 Agustus 2024, menuduh TikTok, Instagram, dan WhatsApp melakukan "fasisme siber" dan menyebarkan kebencian terhadap Venezuela di tengah kerusuhan pascapemilihan presiden negara itu.

"Saya menuduh TikTok, dan saya menuduh Instagram bertanggung jawab atas penyebaran kebencian yang bertujuan untuk memecah belah rakyat Venezuela, menyulut pembantaian dan perpecahan di Venezuela serta menyebarkan fasisme di Venezuela," ujar Nicolas Maduro.

"Ini adalah fasisme siber dan kudeta kriminal," kata Nicolas Maduro, menegaskan.  

Baca Juga: Kemlu Argentina: Brasil Akan Ambil Alih Perlindungan Terhadap Tokoh Oposisi Venezuela di Kedutaannya

Maduro mengatakan kepada pejabat tinggi militer selama kunjungan ke markas militer nasional bahwa musuh-musuh Venezuela ingin menghancurkan militer dari dalam, menabur perpecahan, demoralisasi, dan destabilisasi.

"Inilah sebabnya kampanye perundungan siber berlangsung di WhatsApp, melalui panggilan, pesan. Tidak ada yang baru," kata Maduro.

Presiden memuji Garda Nasional Venezuela yang dianggapnya telah melindungi perdamaian dan hak-hak konstitusional rakyat selama kerusuhan.

Baca Juga: Presiden Petahana, Nicolas Maduro Menang Pilpres Venezuela Dengan Perolehan 51,95 Persen Suara

Ia menambahkan bahwa militer tidak akan pernah "mematuhi perintah oligarki darah biru atau kekaisaran Amerika Utara."

Dewan Pemilihan Nasional menyatakan Maduro sebagai pemenang pemilihan presiden 28 Juli.

Hasil pilpres itu memicu protes para pendukung oposisi dan bentrokan di Karakas serta kota-kota besar lainnya. Lebih dari 2.000 orang ditahan.

Baca Juga: Argentika akui Edmundo Gonzales Erretia sebagai Presiden Terpilih Venezuela, Bukan Nicolas Maduro

Sementara itu tanpa menunggu hasil penghitungan suara dan audit, Amerika Serikat (AS) menyerukan dunia untuk mengakui pemimpin oposisi Venezuela Edmundo Gonzalez sebagai pemenang pemilihan presiden negara.

Anggota parlemen AS dan Uni Eropa menuntut agar Maduro mundur.***

Sumber: Antara

Berita Terkait