DECEMBER 9, 2022
Internasional

KBRI Beijing Gelar Silaturahmi dengan Warga Guiqiao di China Jelang Peringatan HUT RI ke-79

image
Duta Besar Republik Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun (kedua dari kiri) menerima kenang-kenangan berupa lukisan dari perwakilan perkumpulan

"Awal mula perkumpulan ini saya tidak tahu, tapi saya diajak orang Bandung juga. Saya senang, kadang kami juga piknik, bisa di Beijing tapi juga ke Hangzhou, Shanghai, sampai Nanjing," tambah Li.

Li pun mengaku sudah pernah beberapa kali mengunjungi Bandung bersama istrinya, setelah kembali ke China.

Mengenai lukisan yang diberikan istrinya, Li menyebut sang istri bukanlah pelukis, tapi suka melukis dan pernah belajar melukis.

Baca Juga: Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024 Akan Digelar pada 4-10 Maret 2024, Kedepankan Edukasi

Sementara Tang, perempuan berusia 83 tahun yang tidak bisa berbahasa Indonesia juga mengaku senang datang ke kegiatan tersebut karena kebetulan berkenalan dengan Benny, mahasiswa Indonesia program doktoral di Universitas Tsinghua, Beijing.

Tang yang menghabiskan masa kecilnya di Palembang, Sumatera Selatan, bertemu dengan Benny yang juga berasal dari Palembang. Teman Tang, ternyata adalah kawan dari ayah Benny yang pernah sama-sama mengurus satu klenteng di Palembang.

Leluhur Tang dan Benny juga sama-sama berasal dari Anxi, provinsi Fujian.

Baca Juga: Warga Negara Keturunan Tionghoa Bangun Masjid Berarsitektur China di Jakarta Timur: Masjid Tjia Kang Ho Namanya

Kalangan "guiqiao" kembali ke China didorong dengan berdirinya Republik Rakyat China pada 1949 namun juga kebijakan pemerintah Indonesia saat itu yang ingin "mengembalikan" etnis Tionghoa.

Ada sekitar 600 ribu orang China di perantauan dari Indonesia, Malaysia, Myanmar dan negara lain di Asia Tenggara yang kembali ke China pada periode 1960-an tanpa memandang kewarganegaraan, usia, waktu kepulangan, dan apakah kepulangan tersebut bersifat sukarela atau terpaksa.***

Halaman:
1
2
Sumber: Antara

Berita Terkait