DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Warga Negara Keturunan Tionghoa Bangun Masjid Berarsitektur China di Jakarta Timur: Masjid Tjia Kang Ho Namanya

image
Pekerja tengah menyelesaikan pembangunan masjid Tjia Kang Ho yang berarsitektur China di Jalan Tipar, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa 12 Maret 2024. (ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Warga negara keturunan Tionghoa membangun masjid berarsitektur China. Masjid yang diberi nama Tjia Kang Ho itu berdiri megah di Jalan Tipar, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Dengan berbagai macam ornamen khas China dan aksara Han di pintu masuk masjid itu, menguatkan nuansa budaya Tionghoa dan Islam.

"Masjid ini mulai dibangun pada Oktober 2022,” kata Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Tjia Kang Ho Muhammad Wildan Hakiki ketika ditemui di masjid itu, Selasa 12 Maret 2024.

Baca Juga: Meski Ada Pembatasan oleh Pasukan Israel, 35.000 Jamaah Palestina Salat Tarawih di Masjid Al-Aqsa

Menurutnya, sekarang ini pembangunan masjid sudah mencapai 80 persen dan mulai dipakai untuk melaksanakan sholat Tarawih.

Nama masjid Tjia Kang Ho sendiri diambil dari seorang warga Tionghoa yang mualaf dan mewakafkan tanahnya untuk dijadikan masjid.

Cita-cita Tjia Kang Ho yang mengubah namanya menjadi H Abdul Soleh setelah menjadi mualaf adalah berkeinginan mendirikan masjid.

Kemudian, keinginannya itu diteruskan oleh anaknya H Budiyanto dan cucunya M Wildan Hakiki untuk membangun masjid berarsitektur China.

Wildan mengatakan, perancangan masjid ini untuk menghormati mendiang kakeknya dan mempertahankan budaya China.

"Kenapa kita bikin masjid model begini, karena kita tidak ingin melupakan dari mana sejarahnya kita berawal, walaupun kita sudah menjadi muslim sekarang. Tapi saudara-saudara kita di sekitar sini yang juga warga keturunan masih banyak yang non muslim," katanya.

Dia berharap masjid ini menjadi daya taik warga keturunan Tionghoa di sekitar masjid agar masuk Islam.

"Karena Islam itu 'Rahmatan Lil 'Alamiin'," kata Wildan.

Dia mengaku pembangunan masjid itu cukup lama karena ornamen tembok di dalam masjid dilapisi kuningan bertuliskan Asmaul Husna. Belum lagi, pembuatan atapnya yang membutuhkan waktu.

"Pembuatan lapisan tembok kuningan itu memakan waktu sekitar 10 bulan di Boyolali karena perajin mengukir satu persatu tulisan Asmaul Husna tersebut," ujarnya.

Rencananya, tambahnya, masjid seluas 600 meter persegi itu akan rampung pada Juli 2024 dengan daya tampung jamaah sekitar 250 orang. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait