Profil Pejuang Palestina, Yahya Sinwar: Dari Penjara Israel ke Posisi Kepala Biro Politik Hamas
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 08 Agustus 2024 00:07 WIB
Kehidupan Awal
Yahya Ibrahim Hassan Sinwar lahir pada 1962 di kamp pengungsi Khan Younis di Gaza selatan. Keluarganya berasal dari kota al-Majdal di Israel selatan, dari mana mereka dipaksa pindah pada 1948.
Sinwar bergabung dengan Ikhwanul Muslimin pada usia muda dan belajar di Universitas Islam Gaza, di mana ia memperoleh gelar sarjana dalam Bahasa Arab. Selama tahun-tahun kuliahnya, ia memimpin “Blok Islam,” sayap mahasiswa Ikhwanul Muslimin.
Baca Juga: Media Israel: Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar Mungkin Ada di Terowongan Khan Younis, Gaza Selatan
Pada 1985, Sinwar mendirikan aparatur keamanan untuk Ikhwanul Muslimin, yang dikenal saat itu sebagai “Al-Majd.” Organisasi ini fokus pada perlawanan terhadap pendudukan Israel di Gaza dan melawan kolaborator Palestina.
Aktivitas mahasiswa Sinwar membantunya mendapatkan pengalaman yang kemudian memungkinkannya mengambil peran kepemimpinan di Hamas setelah pendiriannya pada 1987.
Pemenjaraan
Pada 1982, tentara Israel pertama kali menangkap Sinwar dan membebaskannya setelah beberapa hari, hanya untuk menangkapnya lagi pada tahun yang sama, dan menjatuhkan hukuman enam bulan penjara karena “berpartisipasi dalam aktivitas keamanan melawan Israel.”
Pada 20 Januari 1988, Israel menangkapnya kembali dan menjatuhkan hukuman empat kali seumur hidup plus 30 tahun penjara karena “mendirikan aparatur keamanan Al-Majd dan berpartisipasi dalam pendirian sayap militer pertama Hamas, yang dikenal sebagai Mujahidin Palestina.”
Sinwar menghabiskan 23 tahun di penjara Israel sebelum dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel pada 2011 yang dikenal sebagai “Kesepakatan Shalit.”
Di bawah kesepakatan yang dilaksanakan pada 11 Oktober 2011, Israel membebaskan 1.027 tahanan Palestina sebagai imbalan atas pembebasan tentara Israel Gilad Shalit oleh Hamas.