DECEMBER 9, 2022
Internasional

Swedia dan Slovenia Peringatkan Keras Warganya Agar Hindari Perjalanan ke Israel Karena Situasi Keamanan

image
Israel melancarkan serangan udara di pinggiran selatan Beirut di tengah eskalasi dengan Hizbullah/HO-Anadolu/www.aa.com.tr (HO-Anadolu/www.aa.com.tr)

ORBITINDONESIA.COM - Swedia dan Slovenia mengeluarkan peringatan keras, yang mendesak warga negara mereka untuk menghindari perjalanan ke Israel dan wilayah Palestina karena ketegangan yang meningkat di wilayah tersebut.

"Hari ini, Kementerian Luar Negeri memperketat peringatan perjalanan Swedia terkait Israel dan Palestina. Mulai sekarang, ada peringatan keras terhadap semua perjalanan ke kedua negara," tulis Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson melalui media sosial X pada Kamis, 1 Agustus 2024.

Kristersson meminta warga Swedia menanggapi keputusan tersebut dengan serius karena situasi keamanan di Timur Tengah serius dan dapat memburuk dengan cepat.

Baca Juga: Maskapai Penerbangan Jerman, Lufthansa Batalkan Penerbangan ke Israel, Lebanon Karena Isu Keamanan

Serupa, Kementerian Luar Negeri Slovenia mengeluarkan pernyataan yang mendesak warganya untuk menjauh serta menghindari perjalanan ke Israel, Iran, serta Lebanon.

Kementerian Luar Negeri juga menyoroti masalah keamanan serius di Lebanon dan menyarankan warga Slovenia yang saat ini berada di sana untuk segera meninggalkan negara tersebut.

Ketegangan keamanan di Israel meningkat setelah Tel Aviv mengumumkan pembunuhan komandan militer senior Hizbullah Fuad Shukr dalam serangan udara di sebuah gedung di Beirut selatan pada Selasa, 30 Juli 2024 malam. Hizbullah mengonfirmasi pembunuhan Shukr pada Rabu, 31 Juli 2024 malam.

Baca Juga: Ketegangan di Kawasan Meningkat, Maskapai Penerbangan AS, Inggris Batalkan Penerbangan ke Israel

Beberapa jam setelah itu, kelompok perlawanan Palestina Hamas mengatakan bahwa Israel membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh dalam serangan udara yang menargetkan kediamannya di ibu kota Iran, Teheran.

Haniyeh sendiri berada di sana karena mendapat undangan untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.

Kekhawatiran meningkat akan terjadinya perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah baku tembak lintas perbatasan selama berbulan-bulan.

Eskalasi terjadi di tengah serangan gencar Israel di Gaza yang telah menewaskan hampir 39.500 orang sejak Oktober lalu menyusul serangan Hamas.***

Sumber: Antara

Berita Terkait