DECEMBER 9, 2022
Gaya Hidup

Ahli Gizi Sheila Octavia Rekomendasikan Lansia Banyak Konsumsi Makanan Berprotein Tinggi Agar Tetap Sehat

image
Ilustrasi - Petugas mengantarkan makanan siap saji bagi salah satu warga sasaran lansia tunggal di Kota Madiun, Jatim dalam program permakanan dinas sosial, Selasa, 5 Maret 2024. Kata dokter Sheila Octavia, lansia perlu asupan protein. (ANTARA/HO-Diskominfo Kota Madiun)

ORBITINDONESIA.COM - Ahli gizi dari dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) dr Mahar Mardjono, Jakarta Sheila Octavia, merekomendasikan para lansia untuk banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi agar kesehatannya tetap terjaga.

“Ini terkait dengan pengaturan gizinya. Kebutuhan gizi para lansia itu berbeda-beda, belum lagi harus disesuaikan dengan penyakitnya masing-masing. Misal obesitas, itu pengaturan gizinya akan berbeda dengan lansia yang kekurangan gizi,” kata Sheila Octavia dalam diskusi daring di Jakarta, Senin, 8 Juli 2024.

Sheila Octavia menuturkan, makanan yang mengandung protein sangat penting untuk seluruh fase kehidupan, termasuk pada kehidupan lansia.

Baca Juga: Pentingnya Protein Hewani dalam Pemenuhan Gizi Anak: Usia 4 sampai 9 Tahun Butuh 19 gram Protein

Protein berfungsi untuk mendukung pertumbuhan tubuh, memelihara jaringan yang ada dalam tubuh serta mampu membangun massa otot para lansia yang seiring perkembangan waktu terus mengalami penurunan.

Zat tersebut dibagi menjadi dua jenis yakni protein hewani dan protein nabati. Pada protein hewani, lansia bisa memakan daging merah atau ikan yang berasal dari laut, sementara protein nabati bisa didapat dari tempe atau tahu.

Ia mengatakan, protein harus dimakan satu porsi setiap kali lansia makan, bukan satu kali untuk satu hari.

Baca Juga: Dokter Arini Astasari Widodo: Tiga Perawatan Dasar Agar Lansia Tidak Mengalami Kulit Kering

Lebih lanjut bila melihat kondisi lansia saat ini, Sheila menyayangkan banyak ditemukan lansia yang asupan proteinnya belum tercukupi. Penyebabnya beraneka ragam, mulai dari penurunan fungsi fisik sampai jenis penyakit yang diderita lansia dan membuat mereka sulit mengunyah atau menelan.

“Jadi memang peran keluarganya harus lebih telaten, kenapa enggak mau makan daging padahal kalau dikaji lagi, mungkin giginya sudah tidak lengkap, kebersihan gigi dan mulutnya enggak terjaga, itu juga bisa jadi penyebab. Ini memang kompleks, tergangung situasi keluarga masing-masing pasien seperti apa,” katanya.

Menurutnya, semua permasalahan itu bisa diatasi oleh tiap anggota keluarga. Jika penyebabnya dikarenakan gigi yang sudah tidak kuat untuk mengunyah, keluarga bisa mengakalinya dengan menyajikan hidangan yang bertekstur lebih halus atau dicincang, sehingga protein tetap bisa masuk ke dalam tubuh.

Baca Juga: Kepala Lapas Cipinang Enget Prayer Manik Bantah Ada Kesalahan Pemberian Remisi Tujuh WBP Lansia

Anggota keluarga juga bisa berkreasi mencari menu-menu yang lebih bervariatif supaya lansia lebih bersemangat untuk memakannya dan tidak merasa jenuh.

“Kita tahu konsep gizi seimbang itu harus ada karbohidrat, sayur, buah dan protein. Tapi kalau kita tidak bisa memasukkannya ke dalam tubuh lansia ya sama saja,” ucap dia.

Sheila menyampaikan selain protein, asupan gizi lain yang perlu diperhatikan oleh lansia adalah kecukupan kalsiumnya. Hal ini berkaitan dengan kondisi tulang lansia yang rentan terkena osteoporosis.

Baca Juga: Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas: Jemaah Calon Haji Lansia Lebih Baik Ikut Skema Murur Demi Keselamatan

“Perlu minum susu ya, memang harus dikonsumsi setiap hari karena kebutuhan kalsium bisa dapat dari susu sebelum masuk fase multi vitamin atau multi kalsium. Selain dari susu bisa juga dari keju, ikan laut seperti itu,” ujar Sheila.***
 

Sumber: Antara

Berita Terkait