DECEMBER 9, 2022
Internasional

Pemrotes Israel Proklamirkan 7 Juli Sebagai Hari Perlawanan Nasional Terhadap Pemerintah

image
Sejumlah warga Israel berdemonstrasi menuntut pemerintahnya bertindak menyelamatkan anggota keluarganya yang ditahan di Jalur Gaza. ANTARA/Anadolu.

ORBITINDONESIA.COM - Gerakan unjuk rasa di Israel mendeklarasikan tanggal 7 Juli sebagai hari perlawanan nasional terhadap pemerintah, dengan ratusan demonstran sejak pagi hari memblokir persimpangan dan jalan raya di seluruh negeri.

Gerakan protes warga Israel itu juga menuntut penyelenggaraan pemilu dini dan pembebasan segera para sandera yang diculik oleh kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023, tepat sembilan bulan yang lalu, demikian sebagaimana dilaporkan Sputnik, Minggu, 7 Juli 2024.

Banyak video di media sosial menunjukkan aksi para demonstran tersebut. Aksi unjuk rasa besar-besaran diperkirakan akan terjadi di Tel Aviv, Yerusalem, Haifa, serta puluhan kota Israel lainnya. Namun polisi Israel belum memberikan komentar tentang aksi unjuk rasa hari ini.

Baca Juga: Tim Medis Mulai Evakuasi Pasien Rumah Sakit Eropa Gaza, Mengantisipasi Serangan Darat Militer Israel

Para aktivis berencana mengadakan unjuk rasa di depan kantor Federasi Pekerja di Tel Aviv, dan menuntut agar serikat pekerja "menghentikan perekonomian."

Protes diperkirakan mencapai puncaknya pada malam hari. Peserta unjuk rasa juga berencana untuk memprotes di dekat kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem.

Aksi protes anti-pemerintah yang menuntut pemilu dini dan pembebasan segera para sandera telah diadakan setiap pekan di Israel selama beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: Dokter Abu Salmiya: Warga Palestina di Penjara Israel Meninggal Karena Penyiksaan

"Hari Perlawanan" yang diproklamirkan guna memperingati sembilan bulan penyerangan kelompok Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, memicu eskalasi konflik Palestina-Israel hingga saat ini.

Dalam kejadian 7 Oktober itu, kelompok Hamas menculik lebih dari 250 warga dari Israel selatan. Diperkirakan sekitar 120 sandera Israel ditahan oleh Hamas, termasuk 40 di antaranya yang diduga telah meninggal.

Pekan ini, kantor Netanyahu mengatakan bahwa para perundingnya, telah menerima respon Hamas tentang kesepakatan prospektif yang akan memastikan pembebasan sandera dengan imbalan gencatan senjata di Gaza.

Baca Juga: Israel: Direktur CIA William Burns Akan Ikut Bahas Gencatan Senjata Gaza di Doha, Qatar Pekan Depan

Kepala intelijen Israel David Barnea bertolak ke Qatar pada Jumat,5 Juli 2024 untuk melanjutkan pembicaraan tidak langsung dengan Hamas.

Kantor Netanyahu mengatakan negosiasi akan dilanjutkan minggu depan dan masih ada perbedaan pandangan di antara kedua belah pihak.

Melalui berbagai operasi dan upaya kemanusiaan, 135 orang telah dibebaskan dari tawanan Hamas, termasuk para sandera yang telah meninggal dunia yang jenazahnya diambil dari wilayah tersebut.***

Sumber: Antara

Berita Terkait