DECEMBER 9, 2022
Internasional

LSM Palestina: Agresi Israel yang Terus Berlangsung Sebabkan 10.000 Orang di Gaza Alami Disabilitas

image
Arsip - Petugas medis membawa korban serangan Israel ke sebuah rumah sakit di Gaza. Banyak penyandang disabilitas jadi korban. (Anadolu)

ORBITINDONESIA.COM - Sektor Rehabilitasi Jaringan LSM Palestina memperkirakan bahwa sekitar 10.000 orang menderita berbagai macam disabilitas menyusul agresi Israel yang sedang berlangsung dan semakin menjadi di Jalur Gaza.

Menurut pernyataan yang dirilis pada Sabtu, 29 Juni 2024, ratusan penyandang disabilitas di Gaza terbunuh dan ribuan orang lainnya terluka akibat serangan yang gencar dilakukan pasukan Israel.

Krisis di Gaza memaksa puluhan ribu penyandang disabilitas mengungsi, menjerumuskan mereka ke dalam kondisi pengungsian sulit serta trauma psikologis yang parah akibat agresi Israel, katanya.

Baca Juga: Lembaga Kemanusiaan International Networking Humanitarian Berencana Bangun Kampung Indonesia di Kota Gaza Palestina

Pernyataan tersebut menekankan bahwa aksi Israel, termasuk penghancuran infrastruktur, jalan utama, dan pusat rehabilitasi, sangat membatasi mobilitas dan akses layanan bagi penyandang disabilitas.

Hal itu secara signifikan telah melemahkan kemampuan mereka untuk bergerak, melakukan evakuasi secara aman dan melenyapkan alat bantu penting yang ditinggalkan selagi menghadapi pemboman.

Selain itu, nyawa para penyandang disabilitas juga terancam akibat krisis air, makanan, energi, obat-obatan serta layanan medis dan rehabilitasi.

Baca Juga: Dukungan Faktanya Terus Berlanjut, AS Pasok 10 Ribu Bom dan Rudal untuk Israel Sejak Konflik Gaza

Mereka menghadapi kesulitan yang luar biasa di tempat penampungan yang penuh sesak dan minim fasilitas dasar, sehingga memperburuk perjuangan mereka untuk mengakses bantuan kemanusiaan, fasilitas sanitasi dan juga kebutuhan penting lainnya.

LSM tersebut menggarisbawahi bahwa kegagalan untuk mengakomodasi pengungsian yang ramah penyandang disabilitas, disertai kepadatan yang berlebihan, menimbulkan tantangan baru dalam mengakses layanan yang sudah langka.

Penyandang disabilitas di sana sangat rentan mengalami kekurangan gizi dan penyakit kronis, yang secara signifikan menambah risiko kematian, kata LSM tersebut.***

Sumber: Antara

Berita Terkait