DECEMBER 9, 2022
Kesehatan

Dokter Rachmat Ade Yudiyanto: Gejala Hepatitis Pada Anak Tak Selalu Bermata Kuning, Namun Justru Mirip Flu

image
Arsip Foto - Dokter Puskesmas Kecamatan Lohbener memeriksa kesehatan sejumlah anak dalam rangka pencegahan penyakit hepatitis akut di Desa Pamayahan, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu, 14 Mei 2022. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/rwa.

SGPT normal pada orang sehat berada di rentang 7-56 unit mikro perliter, apabila hasilnya melebihi batas tersebut dua kali lipat hingga lebih dari itu maka besar kemungkinan pasien menderita hepatitis.

Jika hepatitis tidak ditangani sedari dini, maka risiko yang mungkin diterima penderitanya bisa lebih parah karena hepatitis dapat menyebabkan sirosis hati atau gagal hati yang tidak dapat disembuhkan.

Hepatitis dapat terjadi pada seseorang melalui dua jenis penyebab yaitu melalui infeksi atau pun melalui non-infeksi. Untuk infeksi biasanya disebabkan oleh virus dengan beberapa contoh di antaranya seperti Hepatitis A, Hepatitis B, dan Hepatitis C.

Baca Juga: Waspada, Kasus Hepatitis Akut Tersebar di 22 Provinsi, Ini Kata Kemenkes

Sementara untuk hepatitis non-infeksi biasanya terjadi karena tubuh terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan atau terkena racun.

Dalam data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan tercatat prevalensi hepatitis pada semua umur di Indonesia mencapai 0,12 persen.

Penyakit ini sebenarnya dapat dicegah baik pada kelompok usia dewasa maupun anak-anak dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) atau melalui vaksinasi hepatitis.

Baca Juga: Cegah Hepatitis B pada Bayi, Kemenkes Mulai Suntikkan Antivirus ke Ibu Hamil

Saat ini vaksinasi yang tersedia secara gratis di Indonesia diperuntukkan untuk anak berupa vaksin untuk Hepatitis B, sementara untuk vaksin lainnya ialah hepatitis A tersedia namun berbayar di klinik kesehatan yang menyediakan jasa vaksin.***

Halaman:
1
2
Sumber: Antara

Berita Terkait