Austria Kirim Tambahan Bantuan Kemanusiaan 10 Juta Euro ke Ukraina dan Moldova
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 16 Juni 2024 12:01 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kementerian Luar Negeri Austria pada Sabtu, 15 Juni 2024, mengatakan negaranya akan mengirimkan tambahan bantuan kemanusiaan sebesar 10 juta Euro (Rp176 miliar) ke Ukraina dan Moldova.
“Austria berdiri teguh di sisi rakyat Ukraina dan telah memberi mereka bantuan kemanusiaan beragam sejak hari pertama (konflik). Sekarang, 10 juta Euro lainnya telah disediakan dari Dana Bantuan Bencana (AKF) Kementerian Kementerian Luar Negeri,” kata Kementerian Luar Negeri Austria dalam sebuah pernyataan.
Kementerian itu menambahkan, Wina mendukung upaya organisasi kemanusiaan di Ukraina dan Moldova. Negara tersebut mengalokasikan lebih dari 250 juta dolar AS (Rp4,1 triliun) bantuan kemanusiaan ke Kiev.
Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Cantumkan Syarat Memulai Perundingan Perdamaian dengan Ukraina
Secara khusus, 6 juta Euro (Rp106 miliar) dari dana yang dialokasikan telah dikirim ke organisasi Nachbar in Not untuk memberikan bantuan darurat kepada yang membutuhkan, termasuk pasokan air minum, makanan, dan perumahan sementara.
Selain itu, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) masing-masing akan menerima 2 juta Euro (Rp35,3 miliar), kata kementerian tersebut.
Adapun Ukraina pada Jumat, 14 Juni 2024, menolak usulan perdamaian Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa jam setelah ditawarkan, dengan alasan tidak ada "usulan perdamaian" baru dari Moskow.
Baca Juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Sebut Hari Bersejarah Sepakati Keamanan Bilateral dengan AS
”Tidak ada 'usulan perdamaian' baru dari Rusia," dan bahwa kepemimpinan Rusia kurang dalam menilai realitas yang ada,” kata penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak dalam sebuah pernyataan di platform X.
Sebelumnya pada hari yang sama, Putin mengatakan pada pertemuan dengan pegawai Kementerian Luar Negeri di Moskow bahwa Rusia membuat "usulan perdamaian konkret dan nyata" kepada Kiev.
"Jika Kiev dan negara-negara Barat menolaknya seperti sebelumnya, maka itu adalah urusan mereka, tanggung jawab politik dan moral mereka atas kelanjutan pertumpahan darah," kata Putin. ***