Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Sebut Hari Bersejarah Sepakati Keamanan Bilateral dengan AS
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 15 Juni 2024 00:13 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Setelah menandatangani kesepakatan keamanan bilateral penting selama 10 tahun dengan Amerika Serikat (AS) selama KTT G7 di Italia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Kamis, 13 Juni 2024, menyebut hal tersebut sebagai "hari bersejarah."
Zelenskyy dan Presiden AS Joe Biden menggelar konferensi pers gabungan setelah menandatangani kesepakatan itu, menandai langkah signifikan dalam upaya meningkatkan kemampuan pertahanan Ukraina di tengah invasi Rusia yang sedang berlangsung.
Sembari menyebut Rusia sebagai "ancaman global yang nyata," Zelenskyy mengatakan: "Ini adalah kesepakatan mengenai langkah-langkah untuk menjamin perdamaian yang berkelanjutan dan karena itu menguntungkan semua orang di dunia."
Baca Juga: Meski Ada Persaingan AS-China, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Mulai Mendekat ke China
Dia juga menggarisbawahi bahwa kesepakatan itu adalah "jembatan" bagi keanggotaan Ukraina di NATO.
Sementara itu, Biden menekankan bahwa perdamaian yang abadi bagi Ukraina pada dasarnya terkait dengan kemampuan negara itu untuk mempertahankan diri terhadap ancaman saat ini dan untuk mencegah agresi di masa mendatang.
"Perdamaian abadi bagi Ukraina harus didukung oleh kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri dan untuk mencegah agresi apa pun di masa mendatang," katanya.
Pengumuman itu disampaikan di tengah diskusi antara para pemimpin Barat tentang cara memastikan pinjaman 50 miliar dolar AS (sekitar Rp823,8 triliun) yang diusulkan bagi Ukraina tetap aman dari potensi pergeseran kebijakan.
Hal itu mengingat kemungkinan Donald Trump memimpin pemerintahan masa depan, yang sebelumnya menyatakan skeptisisme terkait keterlibatan AS di Ukraina.
Ukraina telah menandatangani perjanjian keamanan bilateral dengan 16 negara lainnya, yaitu Inggris, Jerman, Irlandia, Denmark, Spanyol, Swedia, Norwegia, Portugal, Belgia, Latvia, Finlandia, Italia, Prancis, Kanada, Jepang, dan Belanda.
Kesepakatan tersebut dicapai setelah G7 menyatakan selama KTT NATO di ibu kota Lithuania, Vilnius, pada Juli lalu bahwa mereka memulai negosiasi dengan Kiev untuk memformalkan "dukungan berkelanjutan" bagi Ukraina melalui "komitmen dan pengaturan keamanan bilateral." ***