DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas: Jemaah Calon Haji Lansia Lebih Baik Ikut Skema Murur Demi Keselamatan

image
Pengendara mobil melintas di Arafah, Makkah, Selasa, 11 Juni 2024. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

ORBITINDONESIA.COM - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyarankan, jemaah calon haji Indonesia yang lanjut usia dan berisiko tinggi sebaiknya ikut skema murur demi keselamatan diri.

"Saya tahun 2008 haji, tahun 2019 haji, tempat di sini (Muzdalifah) masih luas sehingga kalau mobil (bus) parkir di sini meskipun sempit-sempit, tetapi mampulah menampung. Tetapi, sekarang banyak bangunan, di sini ada dibangun toilet," ujar Anwar Abbas di Makkah, Arab Saudi, Rabu, 12 Juni 2024 waktu setempat.

Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan jemaah calon haji dengan cara melintas di Muzdalifah setelah menjalani wukuf di Arafah.

Baca Juga: Mufti Arab Saudi Fahd bin Sa'ad Al Majid Tegaskan Kembali Larangan Berhaji ke Tanah Suci Tanpa Izin Visa Haji

Jamaah calon haji saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.

Anwar Abbas mengatakan pilihan mabit di Muzdalifah dengan skema murur patut menjadi pilihan karena bertujuan menjaga keselamatan diri.

"Itu ada alasannya, masyaqqah, kesulitan. Dalam maqashid syariah, kan, ada hifdzunnafs, ya, ada pertimbangan keselamatan jamaah," kata Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah itu.

Baca Juga: Karena Arahan Raja Salman, Arab Saudi Buka Pintu 1.000 Orang Lagi dari Keluarga Palestina untuk Berhaji

Buya Anwar juga sepakat dengan program murur yang disiapkan pemerintah. Jamaah lansia, jamaah dengan risiko tinggi, serta pendampingnya akan mulai diberangkatkan dari Arafah langsung menuju Mina dimulai sejak pukul 19.00 atau tujuh malam.

"Itu, kan, artinya sudah melewati malam, ya. Saya kira sah. Malam, kan, dimulai dari terbenamnya matahari. Memang ada ulama menyatakan lewat jam 12 malam, tetapi situasi dan kondisinya tidak memungkinkan. Melihat luas sekarang ini, saya punya kesimpulan memang tidak mungkin," katanya.

Berdasarkan catatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), area Muzdalifah yang diperuntukkan jamaah calon haji Indonesia seluas 82.350 meter persegi.

Baca Juga: Kementerian Agama: Serapan Kuota Haji 2024 Menjadi Tertinggi Sepanjang Sejarah, 213.275 Telah Berangkat

Pada tahun 2023, area ini ditempati sekitar 183.000 orang jamaah Indonesia yang terbagi dalam 61 maktab. Sementara ada sekitar 27.000 orang (9 maktab) yang menempati area Mina Jadid sehingga setiap anggota jamaah saat itu hanya mendapatkan ruang atau tempat sekitar 0,45 keter persegi di Muzdalifah.

Halaman:
1
2
Sumber: Antara

Berita Terkait