Diskusi Satupena, Nasir Tamara: Perang Singkat Iran vs Israel Tunjukkan Gambaran tentang Cara Perang Masa Depan
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 26 April 2024 09:41 WIB
ORBITINDONESIA.COM – Perang singkat antara Iran vs Israel, yang berlangsung tak lebih dari seminggu sejak 13 April 2024, menunjukkan gambaran tentang cara perang masa depan. Hal itu diungkapkan wartawan senior Nasir Tamara, yang juga penulis Satupena.
Nasir Tamara adalah pembicara dalam diskusi bertema melihat lebih dekat konflik Iran-Israel. Diskusi itu berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 25 April 2024.
Diskusi yang menghadirkan Nasir Tamara itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai Denny JA. Webinar itu dipandu oleh Amelia Fitriani dan Swary Utami Dewi.
Dalam diskusi itu, Nasir Tamara menyatakan, perang Iran vs Israel yang pecah baru-baru ini merupakan “perang udara,” di mana kedua pihak terutama menggunakan rudal dan drone yang dikendalikan dari jarak jauh.
“Dominasi penggunaan rudal dan drone itu tampaknya akan menjadi ciri perang masa depan,” lanjut Nasir.
“Jarak geografis antara Iran dan Israel memang cukup jauh dan keduanya tidak memiliki perbatasan darat bersama,” ujar penulis buku Revolusi Iran ini.
Nasir mengungkapkan, ada hubungan yang kompleks antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat. Dulu, ketika Iran masih berbentuk monarki dan dipimpin oleh Shah Iran, hubungan Iran, Israel, dan AS sangat dekat.
“Di Iran juga ada komunitas Yahudi yang hidup aman, karena di Iran itu ada toleransi beragama yang tinggi,” sambung Nasir.
“Tetapi rezim Shah Iran adalah pelanggar HAM. Saat itu ada lembaga intelijen SAVAK yang menindas rakyat. SAVAK bisa menangkap oposisi atau mahasiswa tanpa proses pengadilan. Rakyat Iran akhirnya memberontak,” tutur Nasir.
Baca Juga: Di Tengah Dugaan Kerja Sama Senjata, Korea Utara Kirim Delegasi ke Iran
Nasir menjelaskan, rezim monarki Shah Iran yang didukung AS akhirnya runtuh. Ia diganti dengan Republik Islam Iran dengan pemimpin spiritualnya Ayatullah Khomeini, yang pulang dari pengasingannya di Paris. Hubunan Iran, Israel, dan AS lalu rusak.
Menurut Nasir, serangan balasan Iran yang berani ke wilayah Israel pada 13 April lalu menunjukkan suatu hal yang baru, karena Israel diketahui memiliki senjata nuklir.
“Awalnya ada anggapan bahwa tidak ada negara yang berani menyerang ke wilayah negara lain yang memiliki senjata nuklir, seperti Israel,” ucap Nasir.
“Tetapi terbukti Iran berani melanggar anggapan itu lewat serangan rudal dan dronenya ke wilayah Israel,” tegasnya. ***