Andre Vincent Wenas: Iran vs Israel, Awal Pecahnya Perang Dunia Ketiga?
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 19 April 2024 08:45 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Iran membordardir Israel, katanya ini adalah tindakan balasan. Ya balas membalas, sampai nanti tereskalasi menjadi – kata banyak pengamat – potensi pecahnya perang dunia ketiga. Ini sangat mengerikan.
Bellum omnium contra omnes, perang semua melawan semua. Habis sudah, yang tersisa cuma cerita sahibul hikayat. Dulu pernah ada manusia yang membentuk negara, berdasar kepercayaan masing-masing mereka saling menyerang. Semua untuk “membela tuhannya” menurut versi keyakinannya sendiri-sendiri.
Sudahlah, sekarang kita cermati dulu dampak ekonominya bagi Indonesia. Ya, urusan rumah-tangga (oikos-nomos) Indonesia, yang dipengaruhi geo-politik kawasan.
Iran dan Israel ini apakah “cuma proxy” dari pihak lain yang berseteru? Kalau benar begitu tentu mesti dicermati pula apa motif mereka yang berada di belakang panggung. Siapa mereka? Apa kepentingan mereka?
Posisi sekarang (pasca serangan rudal balistik Iran ke Israel) adalah menunggu, apakah Israel bakal melakukan serangan balasan lagi? Ini tentu tergantung “sinyal” dari negara-negara “sponsor” Israel. Dan nantinya juga dari negara-negara “sponsor” Iran.
Sementara itu para pengamat di dalam negeri (maupun internasional) berspekulasi bahwa rantai pasok dunia, terutama yang melewati di kawasan Timur Tengah bakal terdampak. Terutama jalur logistik yang menyeberangi terusan Suez. Suasana juga memanas di kawasan Selat Hormuz dan Laut Mediteranea.
Baca Juga: Josep Borrell: Iran atau pun Sekutunya Hizbullah di Lebanon Tak Siap Berperang
Bagi Indonesia, kapal-kapal pengangkut minyak, gandum (bahan untuk tepung terigu) dan produk Eropa lainnya bakal ambil jalur pintas terusan Suez dan berlayar di kawasan itu. Kalau mesti memutari benua Afrika berapa ongkos yang mesti ditambah? Ujung-ujungnya berdampak pada harga jual produk akhir. Inflasi? Tentu saja.
Jika inflasi meningkat, tentunya suku bunga akan berpotensi melonjak naik untuk menekan peredaran uang agar harga-harga kembali normal alias stabil.
Mahasiswa kos-kosan di Bandung, Medan dan Ujung Pandang mesti beli mie instan dengan harga yang lebih mahal. Mesti ngutang ke warung Mbok Ijah lagi? Apa boleh buat, demi masa depan yang lebih cerah. Itu pun kalau masa depan masih ada, sebelum diberangus kepala-kepala nuklir negara sponsor Iran dan Israel.
Soal harga minyak yang diprediksi bakal meningkat gegara konflik Iran-Israel, kita lihat saja apakah Amerika Serikat yang selama ini jadi negara sponsor Israel bakal mengenakan sanksi atau embargo kepada Iran. Kalau sampai begitu, maka kenaikan harga tak bisa dibendung . Sudah pasti dampaknya bakal terasa sampai ke dalam negeri kita.