Andre Vincent Wenas: Iran vs Israel, Awal Pecahnya Perang Dunia Ketiga?
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 19 April 2024 08:45 WIB
Kenaikan harga minyak di dalam negeri sudah pasti membawa efek berantai kepada komoditi-komoditi lainnya. Akibatnya kita semua mesti menghitung ulang berapa harga jual dagangan kita kepada konsumen, merekalah yang mesti menanggung itu semua.
Di tingkat ekonomi makro, perhitungan ulang juga mesti dilakukan. Perubahan APBN 2024, terutama pada sisi belanja dan defisit. Kenaikan harga minyak tentu menyebabkan kenaikan harga BBM bersubsidi, artinya menambah anggaran subsidi. Kecuali harga BBMnya ikut dinaikan.
Kurs rupiah yang sekarang tertekan sampai tembus di atas Rp 16 ribu per 1 USD bisa saja terdepresiasi lebih dalam lagi. Katanya IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) bisa ikut-ikutan terjerembab.
Ekonomi domestik sekarang ini memang tidak bisa terlepas dari keterkaitan dengan ekonomi global. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi ESDM Tutuka Ariadji sudah memperingatkan harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) naik hingga USD 10 per barel akibat serangan Iran terhadap Israel. Lantaran itu ia pun memprediksi harga ICP bisa tembus ke level USD 100 per barel.
Tekanan inflasi akan semakin kuat, biaya impor bahan baku dan bahan baku penolong jadi makin mahal. Akibatnya biaya produksi barang berbasis bahan baku impor jadi naik. Akhirnya harga jual barang ke konsumen disesuaikan, alias dinaikkan juga.
Ujungnya, pertumbuhan ekonomi akan sangat tertekan, lalu pengangguran dan kemiskinan jadi tambah banyak. Siklus ini semakin menekan konsumsi, dan akhirnya semakin menjatuhkan performa pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Baca Juga: Josep Borrell: Iran atau pun Sekutunya Hizbullah di Lebanon Tak Siap Berperang
Kontemporer, trio (Jokowi-Prabowo-Gibran) di akhir masa pemerintahan Jokowi dan awal pemerintahan Prabowo-Gibran nanti mesti berselancar membawa Indonesia keluar dari krisis geo-politik yang secara riil sedang melanda. Sambil terus menavigasi bangsa masuk ke era keemasan 2045, memanfaatkan bonus demografi yang tak boleh tersia-siakan.
Bandung, Kamis 18 April 2024
Andre Vincent Wenas,MM,MBA., Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta. ***