Tadarus Puisi Ramadhan, Denny JA: Sebagian Peran Ulama, Pendeta, dan Bhikku akan Diganti oleh Atificial Intelligence
- Penulis : Krista Riyanto
- Sabtu, 16 Maret 2024 07:44 WIB
Denny menguraikan latar belakang dari pertanyaan di atas dan berkait perkembangan dari artificial intelligence.
Pertama, kemampuan artificial intelligence akan melampaui individu ulama manapun, pendeta manapun, biksu manapun, soal luasnya dan dalamnya informasi agama. Informasi yang dimasukkan ke dalam artificial intelligence itu mencakup, semua ayat dalam kitab suci, konteks sosial ketika teks itu lahir, perkembangan doktrin dari waktu ke waktu sepanjang sejarah, ceramah agama terbaik yang pernah ada, puisi- puisi religius terbaik yang pernah ditulis, dan kemampuan melayani umat dalam 40 bahasa internasional.
“Hal di atas mustahil dikuasai penuh oleh satu individu ulama manapun. Tapi artificial intelligence bisa menguasainya, bahkan mengolahnya,” kata Denny.
Baca Juga: Denny JA tentang Puisi Menyelamatkanku
Kedua, layanan 24 jam tanpa istirahat. Ulama, pendeta, dan bikkhu harus tidur, dan libur, sedangkan artificial intelligence bisa ditanyai kapan saja, termasuk pukul 02.00 malam, ketika umat susah tidur dan kesepian.
“Layanan ini mustahil bisa diberikan individu ulama manapun.”
Ketiga, ini yang lebih penting. Ulama, pendeta, dan bhikku bisa bias pada mazhab tertentu. Mereka cenderung mengikuti cara pandang satu aliran saja. Artificial intelligence bisa memberi pandangan perbandingan, dari berbagai interpretasi. Ia dapat pula mencari sisi universal dan abadi dari satu doktrin agama.
Denny mencontohkan Jalaluddin Rumi seraya bertanya, ”Mengapa Rumi begitu terkenal bahkan di Amerika Serikat, melampaui penyair barat sendiri. Padahal Rumi sudah wafat 800 tahun lalu?”
Menurut Denny, hal itu terjadi karena Rumi mampu membawa pesan-pesan universal, melampaui sekat- sekat agama.
“Artificial intelligence pun bisa diprogram demikian,” ujarnya meyakinkan.
Keempat, ini hal yang penting juga. Yaitu, pada waktunya ulama, pendeta, dan bhikku akan sakit dan mati seperti manusia lain. Tapi robot artificial intelligence terus hidup karena ia bisa di-upgrade. Informasi yang dikuasainya bisa selalu ditambah dan di-update.