DECEMBER 9, 2022
Internasional

Achsanul Habib: Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya dalam Sidang PBB di Jenewa Swiss

image
Deputi Perwakilan Tetap RI untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Duta Besar Achsanul Habib, dalam acara tambahan (side event) di sela-sela Sidang Dewan HAM PBB ke-55 di Jenewa, Swiss, Selasa, 12 Maret 2024. (Antara/HO-Perwakilan Tetap RI untuk PBB)

Yakni, dalam melaksanakan Resolusi Dewan HAM PBB 16/18 tentang “Melawan Intoleransi, Stereotip, dan Stigmatisasi Negatif, serta Diskriminasi, Hasutan untuk Melakukan Kekerasan dan Kekerasan terhadap Orang-orang Berdasarkan Agama atau Kepercayaan."

Selanjutnya, pada November 2023, Kementerian Hukum dan HAM RI bersama Institut Leimena juga telah melaksanakan Konferensi Internasional tentang Literasi Keagamaan Lintas Budaya, untuk mendorong masyarakat yang damai dan inklusif.

Achsanul menjelaskan, literasi keagamaan berarti membangun pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya perbedaan agama dan keyakinan, termasuk agama yang kita anut.

Baca Juga: Yudi Latif tentang Karya Lengkap Bung Hatta, Buku tentang Agama, Dasar Negara, dan Karakter Bangsa

Tujuannya memupuk rasa saling menghormati dan menghilangkan ketidakpedulian dan kesalahpahaman yang meningkatkan intoleransi dan prasangka.

“Kami senang Institut Leimena sebagai promotor utama literasi keagamaan lintas budaya di Indonesia dapat bergabung sebagai salah satu pendukung acara penting ini,” katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, mengatakan literasi keagamaan lintas budaya atau LKLB menjadi contoh pendekatan pendidikan dari Indonesia untuk mengatasi masalah intoleransi dan membangun relasi lebih baik antar penganut agama yang berbeda, sesuai dengan tujuan Resolusi Dewan HAM PBB 16/18.

Baca Juga: Dhahana Putra: Revitalisasi Kantor Urusan Agama Melayani Semua Agama untuk Permudah Akses Publik

Matius menyebut, diskusi panel yang diadakan di sela-sela Sidang Dewan HAM PBB ini menunjukkan signifikansi dari inisiatif Indonesia lewat program pelatihan LKLB yang berfokus kepada guru dan pendidik.

Program pelatihan LKLB dilakukan Institut Leimena bersama 25 lembaga mitra telah melatih lebih dari 7.000 pendidik di 34 provinsi di Indonesia dalam waktu kurang dari 2,5 tahun.

“Program LKLB semakin mendapatkan perhatian dunia internasional di tengah semakin berkembangnya masalah ujaran kebencian, Islamofobia, dan lain-lain,” katanya. ***

Baca Juga: PP Muhammadiyah Luncurkan Buku Jalan Baru Moderasi Beragama, Berisi Peran Aktif Haedar Nashir

Halaman:
1
2
Sumber: Antara

Berita Terkait