Yudi Latif tentang Karya Lengkap Bung Hatta, Buku tentang Agama, Dasar Negara, dan Karakter Bangsa
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 28 Februari 2024 16:35 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Saudaraku, sebuah buku baru telah terbit. Buku karya kearifan dan jenius lokal kita. Terima kasih kepada Penerbit LP3ES yang telah mempercayai saya untuk memberi Kata Pengantar atas Karya Lengkap Bung Hatta, Buku 9: Agama, Dasar Negara, dan Karakter Bangsa.
Buku ini menghimpun tulisan Bung Hatta selama kurang lebih empat dekade, yang berkaitan dgn isu keagamaan, kepancasilaan, kebudayaan, pendidikan dan pembangunan karakter bangsa.
Menghimpun karya-karya berserak ke dalam satu buku membuat sosok pemikiran Bung Hatta lebih terlihat benang merahnya, lebih tergambar keutuhannya, lebih tampak orisinalitas dan visionernya.
Baca Juga: Mengunjungi Istana Bung Hatta di Bukittinggi: Tokoh Minangkabau Teladan yang Sulit Ditiru
Tulisan-tulisan Bung Hatta mencerminkan apa yg disebut Albert Einstein sbg "image of the world", suatu konsepsi inklusif tentang dunia dan realitas paling penting dalam rangka memahami dan menghadapi tantangan kehidupan.
Sebuah wawasan pemikiran yg memijarkan ketahanan elan vital pandangan dunia Nusantara yang berpaut dengan semangat zaman (zeitgeist) generasi intelektual kosmopolitan yang berpandangan luas dan berjiwa merdeka, yang menjelma menjadi fitrah cita negara Indonesia.
Semua itu terasa ditulis dengan ketulusan jiwa pengabdian, keluasan wawasan, dan jangkauan visi yang mengingat jauh ke belakang dan membayangkan jauh ke depan.
Baca Juga: Alex Runggeary: Bung Hatta, UMKM dan Papua
Tak heran, kendati dalam beberapa rekomendasi aspek detail-teknisnya bisa ditinjau ulang, dalam substansi pemikiran dan esensi pesan moralnya masih terasa bertenaga dan memiliki relevansi yg kuat untuk memahami dan merespons tantangan keindonesiaan bahkan dunia saat ini.
Dalam hubungan agama dan negara, pemikiran Bung Hatta mendahului para pemikir kontemporer seperti José Casanova dan Alfred Stepan.
Dalam kaitannya dengan hakikat pembangunan sebagai pembangunan kualitas dan kapabilitas manusia, konsepsi Bung Hatta mendahului Amartya Sen.
Dalam kaitan dgn urgensi budaya dan (pendidikan) karakter bagi kemajuan bangsa, pemikiran Bung Hatta--sejalan dgn Ki Hadjar Dewantara--mendahului para pemikir kontemporer seperti Lawrence Harrison, Robert Putnam, Ronald Inglehart, dan Thomas Lickona.