DECEMBER 9, 2022
Kolom

Goenawan Mohamad: Tiga Titisan Wishnu

image
Goenawan Mohamad (Foto: Ubud Writers Festival)

Bagi saya, versi yang digubah Sapardi Djoko Damono lebih menarik.  Dalam sajak penyair ini, “Namaku Sita”, kita jumpai laku seorang perempuan yang lebih padat makna:  

Perempuan yang tak bisa dieja
Perempuan yang di luar sabda —
Dijemput ia dari pakuwon di hutan
Oleh Rama dan kedua putranya
Untuk diboyong kembali ke istana.
Namun, di jalan dilihatnya
Sawah yang sedang dibajak
Maka meloncatlah ia dari tandu
Berlari menyusur galur
Dan menelungkup di tanah arugan —
Lenyap ke Ibu yang melahirkannya.

Bumi, sawah, tanah arugan — itulah sumber hidup yang tak bisa dijamah  titisan Wishnu sekalipun. Di sana seorang yang otentik bisa bebas,  kekuasaan berhenti dan sejarah berbicara: Tuan bisa berpegang erat pada kekuasaan, tapi kekuasaan tak akan berpegang erat pada (dan niscaya menolong) Tuan.

Baca Juga: Goenawan Mohamad: ELIEZER

(Goenawan Mohamad)

Halaman:
Sumber: Medsos WhatsApp@begundal-salemba

Berita Terkait