Goenawan Mohamad: ELIEZER
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 25 Januari 2023 12:05 WIB
— untuk Richard Eliezer Pudihang Lumie (yang tak membaca tulisan ini)
Goenawan Mohamad
ORBITINDONESIA - Berdirilah tegak, Richard. Kau duduk di depan mahkamah, dan keluar dari sidang pengadilan, bukan lagi seorang polisi yang membunuh. Kehadiranmu sebuah metamorfosa. Kau sebuah ambiguitas.
Di depan para hakim, kau polisi dan kau juga pelanggar hukum; di ruang pengadilan itu, kau sebuah titikkumpul di mana berbaur, dan berbenturan, keadilan dan ketidak-adilan, hukum dan empati, sakit hati dan rasa belas.
Kau terdakwa yang membuat Yosua jadi korban, tapi juga kau seorang korban. Kau subyek — yang menembak Yosua, dan tanganmu berdarah — tapi juga obyek — yang, seperti boneka, digerakkan atasanmu.
Baca Juga: Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Women Leaders Sektor Ekonomi Menuju Indonesia Berdaulat dan Maju
Kau pelengkap penderita sebuah kekuasaan, tapi kau pelengkap penyerta proses keadilan. Kau penolong agar setidaknya bapak-ibu Yosua, pacarnya, dan kami semua tak terhimpit sesak dan sedih sebagai korban kekuasaan.
Seseorang mengatakan, kau dibaptis dengan nama yang dipakai dalam sebelas cerita Alkitab: Eleizer, “Tuhan penolongku”, dipakai Musa untuk menamai anaknya yang kedua sebagai pengingat akan Tuhan yang menolongnya lari dari hukuman Firaun.
Eleizer juga nama seorang budak Abraham. Ia hanya disebut namanya satu kali sebagai bagian dari percakapan dengan Tuhan, tapi ia penting dalam riwayat majikannya.
Ada iman dan kerendahan-hati dalam nama baptismmu. Tak banyak yang mengetahui cita-cita kebaikan di situ, tapi agaknya dengan harapan baik yang sama banyak orang memandangmu.