Denny JA: Anies Baswedan Kalah di Pilpres 2024 Karena Salah Mengibarkan Perubahan di Tengah Kepopuleran Jokowi
- Penulis : Krista Riyanto
- Sabtu, 02 Maret 2024 11:37 WIB
Jika presiden yang sedang berkuasa sangat populer, strategi makro kita harus disusun agar calon presiden kita terasosiasi sangat kuat dengan presiden tersebut.
Sebaliknya, jika presiden Jokowi tidak populer, terpuruk, atau tidak disukai oleh publik luas, strategi makro calon presiden yang akan bertarung justru harus menarik jarak sejauh mungkin dari Jokowi. Calon presiden harus menjadi antitesi dari Jokowi.
Maka disusunlah strategi calon presiden dengan mengambil isu “Melanjutkan!” atau “Meneruskan!” jika Jokowi masih populer.
Baca Juga: Anies Baswedan Sudah Mencoblos di TPS 60 Lebak Bulus, Jakarta Selatan
Sebaliknya, jika presiden sekarang tidak populer, yang kita angkat adalah isu “Perubahan” atau “Penyegaran,” “Antitesis”!
Di sinilah kesalahan fatal dari tim Anies Baswedan, jika dilihat dari sisi probabilitas menang dan kalah dalam Pilpres.
Meskipun sang calon presiden Anies Baswedan bekerja begitu keras, begitu hebat orasinya, dan programnya, tapi jika kerangka strategi makronya ditancapkan pada desain yang salah, maka ujung dari Pilpres hanyalah kekalahan.
Ini yang terjadi pada tim Anies Baswedan. Mereka mengibarkan isu perubahan ketika Presiden sekarang begitu populer.
Ibarat pondasi rumah, meskipun tim Anies sangat efektif menghias interiornya, sebaik mungkin dan detail mengecat rumah, dengan aksesori yang artistik, tapi karena fondasi rumahnya ada di tanah yang salah, yang rapuh, rumah itu roboh juga. ***