Entang Sastraatmadja: Benarkah Tak Ada Masa Depan di Pertanian?
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 02 Maret 2024 02:45 WIB
Catatan kritisnya adalah apakah masih cocok NTP dijadikan ukuran satu-satunya untuk menilai kesejahteraan petani? Atau kita butuh ukuran baru, yang lebih senafas dengan suasana kekinian?
Dalam berbagai kesempatan, penulis sering mengusulkan agar segera dibuat ukuran baru untuk mengukur kesejahteraan petani. NTP sudah saatnya direvitalisasi.
Apakah tidak dianggap gegabah, bila kesejahteraan petani dilihat hanya dengan membandingkan antara biaya yang dikeluarkan petani dengan penghasilan yang diterimanya.
Baca Juga: Kabar Baik untuk Para Petani, Ini Daftar Wilayah di Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini
Anehnya, walaupun banyak yang mengusulkan agar segera dikaji ulang soal ukuran untuk menilai kesejahteraan petani, namun Pemerintah tetap mempertahankan Nilai Tukar Petani (NTP) sebagai satu-satunya ukuran kesejahteraan petani di negeri ini.
Nilai Tukar Petani (NTP) sendiri merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan.
Pertimbangan mereka, yang meminta untuk dilakukan kaji ulang soal ukuran kesejahteraan petani, karena NTP menilai terlalu sederhana dalam menyimpulkan kesejahteraan petani. Padahal, saat ini semakin banyak indikator untuk menyatakan petani sejahtera atau tidak.
Apakah dalam kurun waktu sekarang, masih cocok menilai kesejahteraan petani hanya dengan membandingkan indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani?
Benarkah tidak ada lagi harapan di pertanian? Ah, rasanya tidak seperti itu kenyataannya. Selama pengelolaan sektor pertanan digarap secara parsial dan sektoral boleh jadi pernyataan itu benar adanya.
Tapi, jika kita mampu mengemasnya secara multi sektor dengan memperkuat sinergitas dan kolaborasi, pertanian tentu akan mampu memberi sesuatu bagi bangsa
dan negara.
Baca Juga: Disambati Petani yang Terjerat Utang, Ganjar Pranowo Janjikan Pemutihan
(Oleh: Entang Sastraatmadja, Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat). ***