Rachmat Kaimuddin: Pemerintah Perhatikan Pembangunan Stasiun Pengisian Daya untuk Kendaraan Listrik
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 29 Februari 2024 04:00 WIB
Rachmat sendiri pengguna Ioniq sejak lama, dan mengaku terbantu dengan layanan pengisian daya kendaraan listrik yang diberikan oleh produsen otomotif.
"Saya memakai colokan bawaan yang cuma 2 kW, sejauh ini enggak ada kendala isi daya karena satu kali isi daya itu bisa pakai lima sampai tujuh hari sebenarnya, kalau baterai terisi penuh," kata dia.
"Infrastruktur charging memang sangat penting, perlu banget kita perhatikan. Tapi apakah ini menjadi 'bottleneck', belum, menurut saya," tambah Rachmat.
Baca Juga: Dampak Konflik di Laut Merah, Pabrik Mobil Listrik Tesla di Jerman Terpaksa Berhenti Berproduksi
Tapi pemerintah juga tidak ingin menunda-nunda pembangunan infrastruktur stasiun pengisi daya sampai semua yang memiliki EV di rumah mengeluh, baru dibangun. Tidak demikian.
Dia mengisyaratkan, pemerintah akan menaruh infrastruktur yang sesuai dengan tempat dan kebutuhan. Misalnya, di hunian vertikal yang penghuninya banyak memakai EV, agar tidak menyulitkan, harus tersedia pengisi daya yang cepat (fast charging).
Terkait Stasiun Penukaran Baterai (swapping battery) kendaraan sepeda motor listrik, pemerintah juga akan menambah jumlah tempatnya sambil standar kualitas baterai yang diharapkan para pabrikan maju bisa disepakati bersama-sama.
Baca Juga: Irwin Tristanto: Ingin Gunakan Mobil Listrik? Perhatikan Waktu dan Rencana Perjalanan
"Intinya kami mendorong heavy-heavy user EV, mencocokkan standar kualitas baterai dan tempat penukarannya," kata Rachmat. ***