Irwin Tristanto: Ingin Gunakan Mobil Listrik? Perhatikan Waktu dan Rencana Perjalanan
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 23 Januari 2024 07:25 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Waktu dan rencana perjalanan merupakan hal yang perlu diperhatikan seseorang, saat memutuskan untuk mengendarai mobil listrik. Itu ditegaskan pengamat permobilan Irwin Tristanto baru-baru ini.
Irwin Tristanto adalah General Manager Engineering Management Divison PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
"Andaikata traveling, ke SPBU ngisi cuma dua menit tiga menit, selesai. Kalau BEV kan harus charging artinya ada yang harus di-sarcrifice waktunya customer. Nah memang behavior itu yang memang perlu disesuaikan," ujar Irwin Tristanto di xEV Center, Karawang, Jawa Barat.
Baca Juga: Inovasi Baru PLN: Menjadikan Tiang Listrik Sebagai Tempat Pengisian Daya Mobil Listrik
Irwin mengatakan, pengguna mobil listrik perlu merencanakan perjalanannya, termasuk menghitung kecukupan baterai mobil dengan jarak yang akan ditempuh.
"Harus sudah lebih ter-planning mau ke mana. Dia bisa mengestimasi km tersisa berapa, kan ada informasinya. Misalnya akan menempuh 100-200 km, baterai cukup enggak, artinya perlu di-charge. Amannya sampai rumah di-charge, itu pun kalau cukup. di rumah ada charging," jelas dia.
Berbicara pengisian daya untuk kendaraan listrik di rumah, misalnya, setidaknya diperlukan kapasitas daya minimal 3000 VA.
Baca Juga: Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita Mengajak Vietnam Bekerja Sama dalam Pengembangan Mobil Listrik
Pembahasan mengenai pentingnya perilaku berkendara dalam konteks mobil listrik juga disampaikan Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam dalam kesempatan yang sama.
Dia lalu menuturkan tentang pentingnya perilaku berkendara yang aman.
"Khusus untuk mobil listrik ini behavior harus berubah. Safety behavior juga harus lebih baik. Bicara mobil listrik bukan hanya mengenai nikelnya, mobilnya, tetapi harus berbicara mengenai orangnya," ujar dia yang juga berpendapat ke depannya diperlukan revolusi berkendara.
Baca Juga: Dampak Konflik di Laut Merah, Pabrik Mobil Listrik Tesla di Jerman Terpaksa Berhenti Berproduksi
Bob Azam lalu mengatakan bahwa nantinya tidak menutup kemungkinan kendaraan listrik menjadi alat transportasi alternatif masyarakat misalnya di perkotaan.