Anggota DPD Made Mangku Pastika Salut, Perajin Gamelan Bali Tetap Eksis Lestarikan Budaya
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 18 Februari 2024 06:36 WIB
"Jika bertahan dengan bambu, sulit mencari ukuran yang sama dan besar diameter yang dibutuhkan, selain juga terkendala musim tebang," ujar Jro Mangku yang mempekerjakan puluhan tenaga ini.
Jro Mangku menyampaikan, di Bali itu awalnya produksi gamelan hanya ada tiga daerah yakni di Blahbatuh (Gianyar), di Kabupaten Klungkung dan di Buleleng. Namun, belakangan sudah mulai ada perkembangan usaha produksi gamelan di luar tiga daerah itu.
Ia mengaku bersyukur usaha turun temurun yang digelutinya bisa terus berkembang. Saat sebelum pandemi COVID-19, pihaknya dalam setahun bisa menjual 5 sampai 10 perangkat (barung) gamelan.
Baca Juga: Imigrasi Bali Batalkan Izin Tinggal dan Usir WNA Rusia yang Gelapkan Pajak
"Saat pandemi, kami benar-benar tidak mendapatkan pesanan. Saat ini sudah mulai bergeliat, bisa 3-4 barung gamelan yang terjual dalam setahun. Di samping juga menjual gamelan satu-satu sesuai permintaan atau tidak lengkap satu barung," ucapnya.
Seperangkat gamelan rata-rata dikerjakan oleh 20 tenaga selama 3-4 bulan dengan harga satu barung itu hingga lebih dari Rp400 juta.
Selain memproduksi berbagai gamelan, ia juga memberikan jasa perbaikan gamelan. "Biarpun tidak ada perbaikan, kami tetap membuat gamelan," katanya. ***