DECEMBER 9, 2022
Kolom

Yudi Latif: Kekuatan Mitos

image
Yudi Latif tentang kekuatan mitos (Foto: Antara)

Di antara yang paling penting dari bentuk-bentuk archetypes dalam sastra-lisan yang berdimensi spiritualitas ini adalah ”orang tua bijaksana, ibu bumi (earth mother), anima dan animus (aspek feminin dan maskulin dari pria dan perempuan); salib, mandala, quarternity (elemen keberempatan), pahlawan, anak Tuhan, kedirian (self), tuhan, dan persona (Jung 1964: 67).

Sejalan dengan pemikiran Jung, Mircea Eliade menegaskan bahwa seluruh studi tentang agama pada dasarnya merupakan studi tentang simbolisme.

Untuk memahami mitos, shamanisme, atau ritus inisiasi adalah usaha menguraikan ’struktur simbolik’ keagamaan, yang mewujud dalam pola-pola archetypes.

Baca Juga: Yudi Latif: Percaya

Lebih lanjut Eliade menyatakan bahwa seluruh ritus dan simbol keagamaan terkait dengan mitos-mitos kosmogenik tentang penciptaan dan tentang penstrukturan kosmos kehidupan dari realitas primordial atau kekacauan (Eliade, 1958, 1968).

Sebagaimana usaha agama dalam meyakinkan pemeluknya, usaha ideologi untuk menumbuhkan keyakinan warga terhadapnya juga harus menggunakan kekuatan simbolisme dan mitos.

Pancasila tidak bisa diyakini dengan jalan menghapal, melainkan dengan memanfaatkan kekuatan naratif dan simbolisme estetik untuk menembus bawah sadar warga.

Baca Juga: Yudi Latif: Hipotesis Ketuhanan, Diskusi Buku Return of the God Karya Stephen C. Meyer

Keyakinan terhadap Pancasila bisa ditumbuhkan dengan memperluas ruang-ruang perjumpaan, wahana tempat emosi kolektif dikuatkan dengan berbagai upacara, ritual, simbol, nyanyian, permainan, yel-yel, dan kisah-kisah kepahlawanan yang dapat mengobarkan sentimen kolektif, yang disebut Durkheim sebagai collective effervescence. 

Pengaruh kisah (sastra, sejarah, film) terhadap kehidupan tak bisa diremehkan. Tokoh-tokoh dalam karya fiksi kerapkali memengaruhi hidup, standar moral masyarakat, mengobarkan revolusi, dan bahkan mengubah dunia.

Kisah Rosie the Riveter, yang melukiskan sepak terjang seorang pekerja pabrik kerah-biru menjadi pengungkit bagi Women’s Liberation Movement.

Baca Juga: Kilas Balik Jejak Langkah Satupena Jawa Timur Beserta Koordinatornya Akaha Taufan Aminudin

Kisah Siegfried, ksatria-pahlawan legendaris dari nasionalisme Teutonik, ikut bertanggung jawab mengantarkan Jerman pada dua perang dunia.

Halaman:
Sumber: Medsos WhatsApp

Berita Terkait