DECEMBER 9, 2022
Kolom

Rich Horwath: Bagaimana Menjadi Pemikir Strategis yang Lebih Baik

image
Rich Horwath (Foto: Chicago Tribune)

Alokasi
Alokasi adalah tentang bagaimana Anda merencanakan. Pemikir strategis menetapkan tujuan, mendistribusikan sumber daya, mengenali risiko dan pengorbanan ketika mengambil keputusan, dan menciptakan keuntungan dengan menawarkan nilai yang unggul.

Tempat Anda menginvestasikan sumber daya Anda — waktu, bakat, dan modal — merupakan pendorong utama efektivitas Anda dan hal ini memerlukan komponen berikut:

Kemampuan untuk memfokuskan sumber daya: Sumber daya umumnya terbatas dan tanpa disiplin, dapat disebarkan terlalu sedikit sehingga berdampak pada pencapaian tujuan dan sasaran Anda.

Baca Juga: Perang Gaza Meluas, Kemlu Siapkan Strategi Evakuasi WNI di Lebanon

Pendekatan strategis memerlukan kemampuan untuk memfokuskan sumber daya, keberanian untuk melakukan trade-off, dan kemauan untuk memastikan bahwa penggunaan sumber daya sejalan dengan tujuan strategis Anda.

Pengambilan keputusan: Daripada hanya menerima pilihan tingkat dasar, para pemikir strategis menghasilkan serangkaian alternatif yang layak. Karena trade-off terjadi pada setiap keputusan, mereka menganalisis pro dan kontra dari setiap alternatif, serta tingkat risiko yang dapat diterima.

Keunggulan kompetitif: Tujuan utama dari strategi adalah untuk menciptakan manfaat, keuntungan, atau keuntungan.

Baca Juga: Forkopimda Jawa Barat Pastikan Tahun Baru di Titik Strategis Bandung Aman

Keunggulan kompetitif terbentuk ketika konfigurasi sumber daya dan aktivitas seseorang menghasilkan penciptaan nilai superior bagi pelanggan dibandingkan pesaing.

Setelah keuntungan diperoleh, para pemikir strategis terus mengembangkannya dengan tekun agar tetap menjadi yang terdepan dalam persaingan.

Untuk menentukan apakah Anda seorang pengalokasi yang efektif, tanyakan pada diri Anda:

Baca Juga: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto: 190 Proyek Strategis Nasional Telah Rampung Sepanjang 2023

Apakah saya secara proaktif memindahkan sumber daya dari wilayah yang berkinerja buruk ke wilayah yang memiliki potensi lebih besar?
Apakah saya menghabiskan waktu saya untuk aktivitas yang sejalan dengan tujuan saya?
Bagaimana saya mengukur diri saya dibandingkan pesaing saya?

Halaman:
1
2
3
4
Sumber: Harvard Business Review

Berita Terkait