Kisah Habib Ali Kwitang Menegur Saat Lambang NU Diletakkan Sembarangan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 25 Agustus 2022 21:22 WIB
ORBITINDONESIA - Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (1870-1968), akrab disebut Habib Ali Kwitang, adalah ulama’ besar di Jakarta yang sangat akrab dengan para kiai NU.
Ditegaskan Gus Dur bahwa NU masuk Betawi ya melalui Habib Ali Kwitang. Majlis Taklim Kwitang yang digelar setiap ahad pagi dibanjiri ribuan jama’ah dari berbagai daerah.
Semasa hayatnya, Hadratusysyaikh KH Hasyim Asy’ari juga sangat akrab dengan Habib Ali Kwitang. Bahkan, Kiai Hasyim berpesan kepada keluarga dan santrinya di NU untuk selalu sowan kepada Habib Ali Kwitang setiap kali datang di Jakarta.
Baca Juga: Nasihat Hikmah: Lakukan Segala Sesuatu yang Baik, yang Berkenan di Mata Allah
Salah satu anak angkat Habib Ali menjadi tokoh besar NU, yakni KH Idham Kholid yang pernah menjadi Ketua Umum PBNU. Pada masa orde lama, KH Idham Kholid memimpin NU yang menjadi partai politik dan juga berkoalisi dengan pemerintahan Bung Karno.
Pada suatu musyawarah, para kiai dan habaib diundang di Kantor PBNU.
Selain Habib Ali Kwitang, hadir juga Al-Habib Ali bin Husein Al-Athas atau Habib Ali Bungur, Al-Habib Muhammad bin Ali Al-Athas. Para kiai dari berbagai daerah juga datang memenuhi undangan PBNU.
Ada seorang santri bernama Abdullah yang saat itu sangat senang melayani para habaib dan kiai. Ia mengantarkan makanan dan minuman yang sudah disediakan, termasuk kepada Habib Ali Kwitang.
Baca Juga: Akui Motif Pembunuhan Brigadir J Belum Utuh, Kapolri Masih Ingin Periksa Putri Candrawathi
Ketika bersimpuh di hadapan Habib Ali, Abdullah menurunkan nampan kaleng bermotif warna-warni bersisi makanan dan minuman.