DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Harun Elbinawi: Revolusi Afrika Dimulai

image
Tentara Prancis yang bertugas di Mali, Afrika.

Baca Juga: RESMI! Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid Ditunjuk Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

Ada pepatah populer yang mengatakan “Tidak ada kejahatan yang bertahan selamanya”. Neokolonialisme Perancis di Afrika tidak akan bertahan selamanya. Kudeta militer rakyat terhadap boneka imperialisme Perancis telah dimulai dan sedang mengumpulkan momentum.

Kudeta militer yang baru-baru ini terjadi di negara bagian Republik Niger di Afrika Barat tidak terjadi begitu saja, melainkan menyusul pergolakan serupa yang terjadi di negara-negara tetangga seperti Mali, Burkina Faso, dan Guinea dalam beberapa tahun terakhir.

Mali menghadapi pemberontakan yang didukung oleh hegemoni Barat. Mali mengusir pasukan Prancis karena mereka secara aktif membantu pemberontak untuk membenarkan kehadiran militernya di negara Afrika tersebut.

Kini, kita terbangun dengan berita tentang boneka barbar hegemoni Barat lainnya di Gabon yang digulingkan oleh militer. Ali Bango mewarisi jabatan presiden Gabon dari ayahnya yang korup, Omar Bongo.

Baca Juga: Dulu Berstatus Anggota Polri, Sekjen Kemenkumham Andap Budhi Revianto Sekarang Jadi ASN

Pada Rabu pagi, beberapa personel militer muncul di TV pemerintah dan mengumumkan bahwa mereka akan merebut kekuasaan dan memecat sebuah keluarga yang telah memerintah negara itu selama 56 tahun.

Para perwira militer memperkenalkan diri mereka sebagai anggota Komite Transisi dan Pemulihan Institusi.

“Saat ini negara ini sedang mengalami krisis kelembagaan, politik, ekonomi, dan sosial yang parah,” kata para pejabat tersebut dalam sebuah pernyataan, dan menyebut pemilu baru-baru ini tidak sah.

“Atas nama rakyat Gabon… kami memutuskan untuk mempertahankan perdamaian dengan mengakhiri rezim yang berkuasa saat ini.”

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait