Alex Runggeary: Pembangunan Papua dan Kunci yang Tertinggal
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 27 Agustus 2023 14:08 WIB
Demikian juga - pembangunan -. Pak Harto menggunakan ahli untuk menyusun arah pembangunan Indonesia pada masanya. Diakui ataupun tidak Indonesia sukses sampai ukuran tertentu tentunya.
Pembangunan Papua punya sejarah sendiri yang tak banyak diketahui orang. Ketika Irian Barat, Papua kini, masuk ke NKRI 1 Mei 1963 dengan masa transisi dari Belanda lewat PBB, (UNTEA), Belanda terpaksa meninggalkan wilayah sengketa ini. "Belanda terlanjur menyisihkan anggaran yang telah disetujui pula oleh DPR mereka." [1]
Bagaimana caranya Belanda bisa membantu bekas wilayah jajahannya. Disepakatilah Dana Belanda tersebut disalurkan lewat PBB untuk pembangunan Irian Barat. Disebut dengan nama FUNDWI - FUNDS FROM THE UNITED NATIONS FOR THE DEVELOPMENT OF WEST IRIAN - .
Proyek ini dimulai sejak 1967 - 69 untuk pelbagai sektor; infrastruktur seperti jalan, jembatan, landasan terbang dan seterusnya. Salah satunya landasan terbang Torea Fakfak.
Termasuk pengadaan jenis pesawat Twin Otter yang melayani pedalaman Irian Barat dengan bendera Merpati Nusantara Airlines (?), pendidikan (pembangunan gedung perkuliahan dan perumahan dosen Uncen, SPG Negeri [2] dan seterusnya), kesehatan, perumahan.
Termasuk membangun Wilayah Angkasapura Jayapura sebagai kota Satelitnya Jayapura, Perikanan, termasuk Proyek Perikanan Darat Yabaso, di ujung landasan udara Sentani. Just name it!
Apa rahasia Proyek Fundwi bisa sukses? Mereka melakukan Baseline Survey sebelum membuat Rancangan Pembangunannya.
Selain FUNDWI ada Irian Jaya Joint Development Foundation atau JDF didirikan 1970 dari sisa dana FUNDWI oleh Pemerintah dan UNDP. Tujuan utama JDF adalah Pembangunan Ekonomi Rakyat Pedesaan sebagai prioritas utama. Dalam perjalanannya JDF kemudian membuka cabang cabangnya di seluruh Irian Jaya.