Ketua MUI Tasikmalaya Dipecat Karena Hadir di Acara Ulang Tahun Panji Gumilang
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 11 Agustus 2023 20:25 WIB
ORBITINDONESIA.COM - MUI Jawa Barat lagi jadi sorotan. Itu karena MUI Jawa Barat tiba-tiba memecat Ketua MUI Kota Tasikmalaya, K.H. Ate Mushodiq Bahrum, dari jabatannya secara sepihak.
Jadi, Kiai Ate hadir di acara ulang tahun Panji Gumilang di Pesantren Al Zaytun beberapa waktu lalu. Dia mengaku hadir sebagai peneliti bersama beberapa orang dari berbagai Lembaga untuk meneliti Al Zaytun.
Kehadirannya terekam dalam video dan belakangan viral. Tidak berapa lama, dia diberhentikan Ketua MUI kota Tasikmalaya.
Kiai Ate tidak terima karena pemberhentiannya dirasa tidak etis dan dilakukan secara tidak hormat. Pemberhentiannya itu dilakukan tiba-tiba tanpa melalui proses tabayyun atau klarifikasi.
Surat keputusan pemberhentiannya pun hanya melalui format PDF di Whatsapp yang dikirim di Whatsapp Group MUI Jawa Barat. Kiai Ate mempertanyakan surat keputusan itu, apa yang dilanggarnya dari Anggaran Dasar/Anggaraan Rumah Tangga yang disusun MUI Pusat.
Dia bilang bakal legowo dengan pemberhentiannya kalau MUI Jawa Barat bisa menjelaskan secara rinci dasar surat keputusan itu. Tapi, kalau pemberhentiannya tidak sesuai, dia tidak akan mundur di sisa masa jabatannya.
Dia juga bilang, dia diangkat jadi Ketua MUI Tasikmalaya berdasarkan surat keputusan MUI Pusat yang ditandatangi KH Ma’ruf Amin.
Kiai Ate juga menyinggung soal pengurus MUI Kota Tasikmalaya yang berkumpul dengan ormas Islam tanpa kehadirannya. Ketika itu, dia sedang menghadiri undangan zikir bersama dari Presiden Jokowi.
Padahal secara formal, forum seperti itu harus ada dasar undangan dari ketua. Menurutnya, pertemuan itu ilegal dan secara sengaja merupakan aksi kudeta untuk melengserkan dirinya.
Kasus Kiai Ate ini mirip seperti kasus, Sekretaris MUI Sukabumi Daden Sukendar beberapa bulan yang lalu. Dia juga diberhentikan secara sepihak setelah kehadirannya di lembaga Pendidikan milik kelompok Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Daden sendiri bahkan tidak tahu terkait penonaktifannya.
Apa yang dialami Kiai Ate dan Daden jelas memprihatikan. Tokoh-tokoh yang terbuka dan mau membangun jembatan justru disingkirkan dari posisinya di struktur MUI.
Itu menunjukkan bahwa sebagian besar pengurus MUI seolah hidup dalam tempurungnya saja. MUI terbuka, Indonesia damai.***