Melepas Jemaah Calon Haji dengan Tradisi Tepuk Tepung Tawar di Langkat, Sumut, Upacara Peninggalan Raja Kuno
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 23 Mei 2023 10:47 WIB
Prosesi ini dimulai dari dipersilakannya para tokoh Kabupaten Langkat untuk mengambil daun perenjis, yaitu daun yang diikat jadi satu dicelupkan kedalam air yang dicampur bedak, jeruk, bunga mawar.
Lalu direnjis (dilumat pelan) pada kedua tangan yang telungkup diatas paha yg dialas bantal tepung tawar yang dialas dengan kain putih atau kain batik.
Setelahnya, penepuk tepung tawar mengambil beras kunyit, membasuhnya bersama bunga rampai, lalu ditabur kepada orang yang ditepung-tawari.
Bila yang ditepungtawari orang yang dianggap terpandang dan terhormat di daerah tersebut, proses membasuhnya dapat dilakukan dengan menabur sampai atas kepala dengan putaran dari kiri kekanan sambil membaca salawat.
Sambil merenjiskan air percung kepada pihak yang ditepung-tawari, penepuk mengambil sejemput inai lalu dioleskan di telapak tangan kanan dan kiri.
Terlihat, Plt Bupati, Kepala Kemenag, dan tokoh atau ulama di Langkat bergantian melakukan tepuk tepung tawar kepada para calon jemaah haji.
Mengutip dari berbagai sumber terkait tradisi Tepung Tawar, setelah semua orang yang ditunjuk sebagai penepuk tepung tawar selesai menunaikan tugasnya, acara ditutup dengan doa selamat. Biasanya, penepuk tepuk tawar memenuhi unsur bilangan ganjil, dimulai dari 3,5,7,9, dan 13.
Makna Prosesi Tepuk Tepung Tawar
Ditemui dalam prosesi acara halal bihalal dan Tepuk Tepung Tawar Kabupaten Langkat, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Langkat, Ainul Aswad, MA memberikan pandangannya mengenai pelaksanaan acara ini.
"Tepuk Tepung Tawar adalah tradisi Melayu yang kuat berpengaruh di Masyarakat Minang dan Sumatera secara umum. Hingga kini, budaya ini tetap terjaga dengan baik," jelasnya.