Melepas Jemaah Calon Haji dengan Tradisi Tepuk Tepung Tawar di Langkat, Sumut, Upacara Peninggalan Raja Kuno
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 23 Mei 2023 10:47 WIB
Di balik persiapan keberangkatan tersebut, terselip cerita menarik tentang beragam tradisi lokal yang turut mewarnai proses persiapan pemberangkatan ibadah haji.
Baca Juga: Inilah Hal yang Wajib Diketahui Gen Z sebelum Siap Masuki Dunia Kerja, Anti Malas dan Procrastinator
Lazim dilihat di berbagai daerah, masyarakat menyelenggarakan upacara pelepasan jemaah calon haji dengan balutan tradisi lokal.
Secara literatif, tradisi Tepuk Tepung Tawar berawal dari budaya Melayu di Riau dan sudah tercatat secara resmi sebagai Warisan Budaya Takbenda (Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud, 2019).
Seiring dengan perkembangan zaman, pelaksanaan tradisi Tepuk Tepung Tawar yang dilakukan oleh masyarakat Melayu juga dipergunakan saat pelepasan jemaah calon haji, sebagaimana di Kabupaten Langkat dan daerah lain di Pulau Sumatera pada umumnya.
Saat pelaksanaan tradisi Tepuk Tepung Tawar bagi jemaah calon haji Kabupaten Langkat dilaksanakan, hadir berbagai pihak dari beragam unsur yang terlibat di dalamnya.
Dalam pelaksanaannya, Tepuk Tepung Tawar dijalankan dengan beberapa pelengkap acara, yakni daun perenjis (daun yang diikat jadi satu untuk dicelupkan kedalam air) dan air wangi (air yang dicampur bedak, jeruk, dan bunga mawar).
Kelengkapan tersebut menjadi alat utama pelaksanaan acara, dengan prosesi perenjisan (mencipratkan) sebagai teknisnya.
Dibarengkan dengan acara halal bihalal Kemenag Kabupaten Langkat, acara Tepuk Tepung Tawar dihadiri para pejabat di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Langkat (Plt Bupati dan para kepala dinas).
Kemudian Kepala Kantor Kementerian Agama Langkat, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ketua Baznas Daerah, Tuan Guru Besilam, dan tokoh penting lainnya di Langkat.