Mari Berpihak pada Nurani dan Keadilan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 12 Agustus 2022 16:41 WIB
Harga bibit jagung sekarang naik drastis mencapai Rp 130 ribuan per kg. Padahal belum lama, harga bibit masih Rp 80 ribuan per kg. Di kalangan petani disosialisasikan bahwa ini bukan merupakan kenaikan, melainkan perubahan harga.
Kerja keras yang dilakukan petani dari tanam sampai menghasilkan jagung pipil yang bisa diterima tengkulak membutuhkan waktu rata-rata 6 bulan kerja. Berapa keuntungan bersih yang diperoleh petani?
N menceritakan paling tinggi ia mendapat untung bersih Rp 5-6 juta untuk sekali masa panen sesudah bekerja keras selama enam bulan. Sementara dalam setahun, maksimal jagung bisa ditanam 2x.
Namun sekarang, cukup sulit bagi petani untuk bisa menanam jagung 2x setahun karena kondisi musim yang tidak menentu. Petani jagung memang hanya mengandalkan air hujan untuk menumbuhkan jagung.
Baca Juga: Liga 1 2022-2023: Big Macth Bali United vs Arema FC, Ambisi Poin Sempurna di Pekan ke 4
Awal musim hujan adalah awal tanam jagung. Karena sekarang musim seringkali tidak bisa diprediksi dan kekeringan lebih sering melanda, maka dalam praktiknya belakangan ini tidak mudah bisa menanam jagung 2x setahun.
Selain itu, saat jagung ditanam, petani kerap berhadapan dengan serangan hama tikus dan berbagai penyakit jagung lainnya.
Untuk N misalnya, jika maksimal ia bisa mendapatkan Rp 6 juta setiap panen, dengan periode kerja selama 6 bulan (dari tanam sampai menjadikan jagung menjadi jagung pipil untuk dijual), maka dalam setahun rata-rata ia maksimal hanya mendapatkan penghasilan bersih Rp 1 juta per bulan, sesudah dipotong ini itu.
Namun karena susah menanam jagung sampai dua kali setahun, hanya Rp 500 ribu yang diperolehnya per bulan. Uang sejumlah ini dipergunakan untuk menafkahi seluruh anggota keluarga (N, istri, anak dan mertua).
Baca Juga: Duh, Kim Lip LOONA Menangis saat Konser di Chicago karena Ulah Penggemar