Syaefudin Simon: Mencari Tuhan di Kabah
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 09 Mei 2023 16:19 WIB
Aku nyaris tak bisa memahami -- untuk apa Sya'i? Untuk apa Thawaf? Sekadar napak tilas perjalanan Siti Hajar (Hagar) saat mencari air untuk anaknya Ismail yang kehausan? Atau sebuah cara untuk menemukan Tuhan di tempat kegaduhan? Tak tahu. Sungguh aku tak mengerti.
Di laman Facebook-ku pernah terbaca seorang ulama menceritakan perjalanan Siti Hajar yang ditinggal Nabi Ibrahim di padang pasir. Aku bertanya, kok teganya Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar dengan bayi kecil Ismail di tengah gurun?
Tak ada jawaban dari sang ulama. Jika saja sang ulama menjawab, itu adalah ujian Allah, aku mungkin bisa menerimanya dengan terpaksa. Karena aku harus percaya.Tidak percaya sama saja tidak beriman.
Baca Juga: Tayang 6 Hari, Film Guardians of the Galaxy Vol 3 Sudah Raup Rp 1,6 Triliun
Merinding bulu kudukku dikatakan sebagai orang tidak beriman. Neraka ancamannya. Gegara dicap orang tak beriman atau kafir, istriku bisa kabur dari rumah. Padahal mencari istri cantik, setia, muda, dan saleha -- tidak gampang di era sosmed.
Sedikit tak puas pada suaminya, wanita zaman now langsung curhat di Tiktiok. Dan viral. Suami pun jadi malu. Seperti Aribowo yang rahasia meditnya ditiktokkan istrinya, Inge.
Aku bukan Hamid Basyaib, penulis cerdas, yang menertawakan ritual haji dan umrah. Aku juga bukan seorang Marxism yang menganggap agama adalah candu yang meninabobokan manusia dari realitas kehidupan. I am is me.
Faktanya aku mengikuti perjalanan umrah yang gaduh di Mekah. Terus terang, aku sulit mencari inspirasi dan kedalaman spiritual di suasana yang gaduh seperti saat Thawaf dan Sya'i. Mungkin imanku terlalu dangkal.
Baca Juga: Gelandang Real Madrid Ini Ketar Ketir Jelang Lawan Man City di Semi Final Liga Champions
Teman satu grupku, pedagang kain dari Bukit Tinggi, mengaku hatinya lebih damai dan tenang setelah melaksanakan Thawaf dan Sya'i. Aku ternyata belum damai. Malah mimpi ketemu mantan yang pamer aurat. Padahal aku tidur di Tanah Suci. Kacau! Dangkalnya imanku.