Syaefudin Simon: Mencari Tuhan di Kabah
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 09 Mei 2023 16:19 WIB
Negara harus bikin aturan ketat, orang Islam yang boleh naik haji hanya yang kaya saja. Wong mlarat jangan nabung untuk untuk naik haji. Nabung ya untuk beli sawah atau modal dagang.
Itu baru benar. Negara harus mengatur ibadah haji cukup sekali seumur hidup. Bukankah Nabi Muhammad yang lahir di Mekah saja hanya sekali naik haji seumur hidup?
Mantan imam besar Masjid Istiqlal, almarhum KH Mustofa Yakub menyatakan, naik haji itu cukup sekali seumur hidup. Naik haji yang kedua adalah haji pengabdi setan. Wah.
Prosesi umroh setelah niat di miqotnya, jemaah terus ke Kabah. Pertama Thawaf dulu, mengeliling Kabah tujuh kali. Lalu Sya'i, berjalan cepat menjejaki bukit Shafa dan Marwah sepanjang 350 meter. Juga 7 kali. Letak tempat syai sekitar 100 meter dari Kabah.
Suasa Thawaf cukup gaduh. Sambil berkeliling Kabah semua orang membaca wirid yang kadang satu sama lain -- antar grup -- kalimatnya berbeda. Ada yang bersuara lembut, moderat, ada pula yang keras.
Mengelilingi Kabah dengan mata tetap menatap kubus hitam tinggi itu, orang mengharapkan dapat pahala 60 kali. Pahala dalam bentuk apa, konon nanti akan dilihatnya di akhirat.
Bagi yang percaya akhirat adanya di dunia ini juga, pahala 60 kali ini bisa saja ditukar. Mungkin bisnis anda maju. Dapat pasangan hidup yang cakep dan kaya. Atau terpilih jadi anggota DPR tanpa keluar biaya. Macam-macamlah.
Aku yang sulit konsentrasi saat mengeliling Kabah sering terpental. Tetiba posisiku menjauh dari barisan grup. Mas Rosi, pembimbing thawaf kami, langsung menarikku agar berada dalam barisan grup.