Rachmad Bahari: Sister City, Sister Company, dan Sister Party
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 09 Mei 2023 08:45 WIB
Di masa Orba Golkar yang tidak mau disebut partai, tapi ikut pemilu dan selalu menjadi pemenang dengan perolehan suara mayoritas tunggal pada 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Golkar adalah mesin politik Orba. Setelah reformasi Golkar berubah menjadi partai politik supaya dapat mengikuti Pemilu 1999.
Baca Juga: Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, atau Airlangga Hartarto yang Bakal Didukung Jokowi
Sedang PSI atau Partai Solidaritas Indonesia adalah partai baru yang ikut Pemilu 2019 dan tidak lolos threshold. Terus terang saya lebih kenal dengan PSI lama atau Partai Sosialis Indonesia yang menurut AD ART-nya tidak boleh disingkat itu.
PSI adalah partainya ayahanda Prabowo Subianto, Sumitro Djojohadikusumo -yang sempat menjadi pelarian politik di luar negeri, karena keterlibatannya dalam pemberontakan PRRI pada 1957.
Sumitro Djojohadilusumo direbilitasi rezim Orba dan bersama para muridnya yang dikenal sebagai Mafia Berkeley itu menjadi arsitek perekonomian Orba.
Prabowo Subianto juga memiliki masa lalu yang kelam terkait dengan penculikan dan penghilangan paksa oleh Tim Mawar, Peristiwa Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II. Dan jangan lupa Prabowo Subianto diberhentikan dari dinas militer melalui sidang Dewan Kehormatan Perwira (DKP).
Prabowo Subianto mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), yang terinspirasi dari Parindra (Partai Indonesia Raya) yang berdiri pada 1935 di Surakarta.
Parindra didirikan para tokoh Boedi Oetomo, salah satu di antaranya Margono Djojohadikusumo, yang juga menjadi pendiri BNI pada 1946 di Yogyakarta. Pada Pemilu 1955, eksponen Parindra terpecah menjadi PIR Wongsonegoro dan PIR Hazairin.