Syaefudin Simon: Buya Syafii dalam Kahar Muzakir dan Kahar Muzakar
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 25 Februari 2023 15:26 WIB
Dalam Indonesia & Malay Students In Cairo in 1020’s, William R Roff menyamakan Kahar Muzakir dengan Kahar Muzakar. Ini kekeliruan yang fatal. Sebab Kahar Muzakir dan Kahar Mazakar adalah orang yang berbeda. Bahkan perbedaannya seperti langit dan bumi.
Sebetulnya, Roff benar belaka ketika menyusun sebuah buku Indonesia & Malay Studens in Cairo in 1920's -- mencantumkan nama Kahar Muzakir. Anak Kota Gede ini memang berangkat ke Mesir tahun 1925 saat usianya baru 16 tahun. Kahar Muzakir kuliah di Fakultas Darul Ulum Universitas Kairo.
Di buku Indonesia & Malay Students in Cairo, Roff mencatat Kahar Muzakir sama dengan Kahar Muzakar. Roff menganggap Kahar Muzakir dan Kahar Muzakar adalah orang yang sama.
Roff tampaknya kurang “piknik” dan tidak tahu: Kahar Muzakir jauh lebih tua dari Kahar Muzakar. Abdul Kahar Muzakir, lahir di Yogya, 16 April 1907. Sedang La Domeng, alias Abdul Kahar Muzakar, lahir di Luwu, Sulsel, 24 Maret 1921. Selisih umur keduanya 14 tahun.
Gegara buku Roff inilah kebingungan tadi makin luas, sampai menyusup ke dunia akademis. Wah! Apalagi kemudian, Kahar Muzakar mengaku sebagai murid setia Kahar Muzakir dan sangat mengagumi pikiran gurunya di sekolah Muhamadiyah, Solo itu.
Kebingungan pun tambah melebar ke mana-mana. Untunglah ada sejarawan yg teliti dan mumpuni, Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif. Buya Syafii tampaknya ingin menghentikan kebingungan itu.
Buya atas nama Muhammadiyah mengusulkan agar Kahar Muzakir dianugerahi pahlawan nasional. Setelah dokumen-dokumen sejarah hidup dan perjuangan Kahar Muzakir diserahkan ke pemerintah, usulan itu pun diterima.
Baca Juga: Deretan Bisnis yang Dimiliki dan Dikelola oleh Jerome Polin Dari Kuliner Sampai Studio
November 2019, pemerintah resmi memberikan gelar pahlawan nasional kepada Abdul Kahar Muzakir. Adul Kahar Muzakir merupakan tokoh Muhammadiyah, putra Haji Muzakir, saudagar di Kotagede.