DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Syaefudin Simon: Buya Syafii dalam Kahar Muzakir dan Kahar Muzakar

image
Buya Syafii Maarif tentang Kahar Muzakir dan Kahar Muzakar

Ia cicit dari Kyai Hasan Busyairi, seorang guru agama dan pemimpin tarikat Satariyah. Kyai Hasan Busyairi, adalah salah seorang komandan laskar Pangeran Diponegoro ketika berperang melawan Belanda 1825-1830.

Abdul Kahar Muzakir menempuh pendidikan dasarnya di sekolah Muhamadiyah Kotagede. Hanya sampai kelas dua. Setelah itu, Abdul Kahar Muzakir melanjutkan ke pesantren Mambaul Ulum di Solo.

Selanjutnya, dia meneruskan belajar ke Pesantren Jamseren di Solo dan Pesantren Tremas di Pacitan. Pada 1925, ketika ia berusia 16 tahun, sang ayah yang pengusaha kaya, mengirimnya ke Kairo untuk meneruskan pendidikannya.

Baca Juga: Sempat Bantah Bukan Miliknya, Viral di Media Sosial Rafael Alun Trisambodo Naik Harley Davidson

Di Kairo, Abdul Kahar Muzakir masuk di Fakultas Darul Ulum, Universitas Kairo. Ia meraih gelar akademis di Cairo University, Mesir. Abdul Kahar Muzakir adalah seorang pembelajar yang tekun. Ia menguasai banyak bidang ilmu, seperti hukum Islam, pedagogi, bahasa Arab dan Ibrani.

Di Mesir, Abdul Kahar Muzakir mendirikam Persatuan Pemuda Muslim Sedunia. Organisasi pemuda muslim ini menerbitkan Jurnal Seruan Azhar. Pada tahun 1933, putra Kotagede itu, juga ikut mendirikan Perhimpunan Indonesia Raya.

Kemudian ia terpilih sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia Raya tadi. Perhimpunan Indonesia Raya aktif memperkenalkan Indonesia ke dunia internasional, mengkampanyekan kemerdekaan Indonesia dan melobi negara-negara Islam untuk mendukung kemerdekaan Republik Indonesia.

Melalui Kantor Berita Indonesia Raya, Kahar Muzakir menyiarkan tuntutan kemderdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda ke seluruh dunia.

Baca Juga: Kirim Doa untuk Kesembuhan David, Bobby Risakotta dari Aliansi Indonesia Timur: Bangun Nyonk!

Kembali dari Kairo, 1938, ia mengajar di Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Tahun 1953, Abdul Kahar Muzakir bergabung dalam struktur Pengurus Besar Muhammadiyah sampai akhir hayatnya.

Halaman:
1
2
3
4
5
6

Berita Terkait