DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Iyyas Subiakto: Indonesia Direndahkan

image
Pengamat Politik Iyyas Subiakto tentang Indonesia dan Jokowi.

ORBITINDONESIA.COM - Indonesia sedang mengalami masa-masa di mana endurance perpolitikannya di atas rata-rata.

Ini semua tidak terlepas karena pak Jokowi sebagai pemimpin Indonesia selama hampir 10 tahun ini begitu piawai memainkan keseimbangan bertindak.

Andai saja dia emosional dalam menanggapi celotehan murah dari lawan politiknya yang memakai segala cara untuk menjatuhkannya, maka kita di Indonesia hanya berkubang pada lumpur kebodohan, tidak bisa bergerak ke arah yang lebih baik.

Baca Juga: Kronologi Pegawai KPK Diduga Lakukan Pelecehan ke Jurnalis Perempuan yang Meliput Kasus Syahrul Yasin Limpo

Bayangkan rencana pemakzulan Jokowi pada gerakan 411, 212, yang semua dimotori oleh manusia culas. Di sana ada AR, JK, SBY, dan seterusnya.

Jokowi cool, bergeming, dia jalan dengan tenang. Dia jawab semua mulut dan otak kotor mereka dengan aksi nyata, bukan pakai narasi, diksi, kata-kata dan cuma rencana busuk yang selalu ditorehkan seperti tikus politik lainnya.

Indonesia sedang di atas rata-rata.

Ketegasannya dia tunjukkan dalam tindakan dan kekukuhan niatnya membenahi bangsanya. Ini nyata. Dan ini pula yang selalu diganggu oleh lawan politik, yang hanya bisa mencabik Indonesia untuk kekuasaan demi nafsu dunia mereka.

Baca Juga: Fakta Unik Pertandingan FIFA Matchday antara Timnas Indonesia vs Argentina Setelah Kalah 2-0

Lihat mereka yang masih ada, JK, SBY, PS, sekarang tambah SP, dan si tua tak tahu malu AR. Semua deretan nama di atas yang gemar cawe-cawe tak bermutu dan memalukan.

Gayanya mengoreksi Jokowi, lupa berkaca bahwa mereka tak seujung kuku Jokowi dalam mengurus negeri ini. Mereka hanya memperkaya diri sendiri bahkan terbiasa mencuri.

Tak usah berlagak menjadi priayi atau aristokrat politik. Rakyat Indonesia saat ini dengan bantuan teknologi sudah bisa memilah mana ulat, mana urat.

Jokowi adalah urat nadi bangsa ini, saat ini. Tanpa dia yang berjalan kukuh membenahi, kita sudah jadi lumpur dihajar pandemi.

Baca Juga: Kuli Bangunan Ini Lapar Tapi Tidak Punya Uang, Lalu Gondol Kotak Amal Masjid di Jakarta Barat

Tentang ini, kita bukan hanya dipaksa melek mata, melek hati, sekaligus harus melek akhlak sebagai manusia yang bisa bersyukur mendapat hadiah pemimpin yang begitu baik dari Tuhan.

Selembar daun tak bisa menutup dunia. Tetapi manakala daun itu menutup mata kita, maka kita tidak bisa melihat dunia dan seisinya. Begitu juga hati kita. Bila hati tertutup keburukan, dia gelap atas semua kebaikan.

Kita sedang berhadapan dengan manusia yang hatinya tertutup oleh keburukan, sehingga outputnya juga buruk. Mereka sulit membedakan mana perilaku berbangsa dan mana perilakunya yang memangsa bangsanya untuk memuaskan nafsunya.

Apakah itu kekuasaan, sekaligus perampokan yang dikemas dalam perilaku yang seolah merekalah manusia Indonesia yang bernas bernegara. Padahal mereka haram jadahnya manusia, dan serendah-rendahnya akhlak manusia.

Baca Juga: Erick Thohir Ingin Naikkan Pamor Wasit Sepak Bola, Jalankan Seleksi Wasit untuk Musim Kompetisi Mendatang

Indonesia sedang di tengah track menanjak. Butuh energi penyatuan pikiran, tujuan untuk mencapai puncak kejayaan.

Tapi di sana pula mereka menghadang dengan segala cara yang jalang. Seolah mereka tidak bisa mati dengan tenang kalau negerinya menjadi negeri yang banyak dikenang sebagai negeri yang menyenangkan untuk semua orang.

Kerakusan dunia dan kerakusan berkuasanya tak rela disisakan buat anak cucunya, seolah mau ditelan semua saat ini saat mereka masih bisa tertawa senang dari hasil kejalangan tindakan dan kebohongan panjang, yang mereka karang agar perut dan nafsunya terus kenyang.

Jenis manusia seperti ini tidak bisa diberi ruang. Mereka harus diberangus sampai pupus, agar Indonesia tidak hangus.

Baca Juga: Bagaimana Kemampuan Jet Tempur Mirage 2000 eks Qatar yang Akan Digunakan TNI AU

Mereka kelompok manusia durjana ini telah merendahkan negerinya, melecehkan bangsanya. Contoh tindakan celaka itu adalah bisa dilihat bagaimana mereka menyiapkan pemimpin negara.

Sudah kita katakan bahwa kita sedang berada pada tanjakan menuju negara maju dalam 15 tahun ke depan. Hal ini butuh energi tinggi dan pemimpin sejati seperti Jokowi, bukan yang pura-pura seperti Jokowi, tak tahunya otak pencuri.

Eh, satu partai menyiapkan kendaraan tua yang larinya saja sudah tak bisa, mau disuruh menanjak pula. Tiga partai menyiapkan kendaraan yang katanya ber-CC besar, tapi chasisnya tak ada.

Begini kok mau mengurus Indonesia. Memadukan akal dan tindakan saja tak bisa, mau mengurus bangsa. Ini semua yang kita sebut melecehkan Indonesia sebagai bangsanya. Kita bisa malu kepada dunia, dan apa kata dunia.

Baca Juga: Sungguh Tega, Kapolsek Mundu Cirebon Menipu Tukang Bubur Rp 325 Juta, Janjikan Anaknya Jadi Polisi

Pelecehan ini harus kita hentikan dan kita lawan dengan cara memilih pemimpin yang benar, di atas track yang sudah benar. Pemimpin itu harus yang pintar, tegar, tanpa punya niat lompat pagar. Insyaallah pilihan kita jatuh kepada pak Ganjar.

Ganjar Pranowo, bukan Ganjar atau Prabowo. Tidak pakai atau. Ganjar Pranowo, titik!

Ganjar penerus Jokowi, agar Indonesia tidak direndahkan lagi. Kita sudah lama membuang energi karena negeri ini dibiarkan diurus pencuri. Kita jangan ditipu lagi, kita tak mau lagi. Kita sudah dibimbing Jokowi, jangan mau dikelabui pencuri.

Kita bisa. Kita bangkit dan berlari bersama.

(Oleh: Iyyas Subiyakto)

Berita Terkait