Fahd Pahdepie: Pilpres 2024 dan Perang Kampanye Subliminal
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 13 Oktober 2023 14:15 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pilpres 2024 belum dimulai, kandidat-kandidat yang akan bertarung belum resmi ditetapkan, tetapi kampanye subliminal sudah berlangsung secara ketat memperebutkan pikiran bawah sadar pemilih Indonesia.
Kampanye model ini tidak diatur dalam Undang-undang pemilu, juga tidak dalam peraturan KPU, tetapi sebenarnya paling menentukan siapa presiden dan wakil presiden Indonesia mendatang.
Secara saintifik, pikiran sadar hanya menggunakan 7 persen kapasitas otak manusia. Sementara pikiran bawah sadar menguasai 93 persennya. Perilaku, tindakan, keputusan, sebenarnya banyak ditentukan oleh pikiran bawah sadar, bukan oleh pikiran sadar.
Baca Juga: Keren! BRI Raih Penghargaan Best Wealth Management Bank di Indonesia
Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, gerak-gerik kita lebih banyak ditentukan oleh pemrograman bawah sadar yang terpasang sedemikian rupa di pikiran kita, bukan oleh kalkulasi-kalkulasi logis yang rumit dan kompleks.
Inilah gagasan utama dari pesan bawah sadar atau ‘subliminal message’ yang ditempatkan dalam berbagai teknik marketing dan kampanye.
Pesan-pesan itu dirancang sedemikian rupa dalam bentuk gambar, bunyi, gerak, bau, rasa. Para ahli menyebutnya VAKOG, singkatan dari visual, auditory, kinesthetic, olfactory, dan gustatory.
Jika Anda familiar dengan bentuk atau warna tertentu dari brand-brand ternama dunia, bahkan tanpa berpikir, itu artinya kampanye subliminal mereka berhasil menginstall pemrograman tertentu secara visual.
Baca Juga: Kelemahan Otot atau Kekurangan Energi Mungkin Indikasi Kekurangan Kalium
Ingat logo McD atau Nike? Sekuat itu pemrograman visual memberikan pesan kepada pikiran kita tentang citra produk tertentu.