Saiful Huda Emas: Jangan Melihat Arah Dukungan, Melainkan Lihatlah Arah Pilihan Jokowi
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 22 Mei 2023 04:03 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Ramai diberitakan oleh banyak media perihal dukungan Presiden Jokowi terhadap Prabowo Subianto dibandingkan dengan mendukung Ganjar Pranowo untuk perhelatan Capres 2024.
Sinyalemen ini diperkuat lagi dengan munculnya Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka yang merupakan putra dari Presiden Jokowi yang turut memberikan dukungan untuk Prabowo.
Analisis politik dari sebagian orang ini berangkat dari anggapan, bahwa Presiden Jokowi tidak menghendaki Capres 2024 diikuti oleh tiga pasangan calon presiden, yang dikhawatirkannya akan bisa memenangkan Anies Baswedan. Bagaimana saya menilai semua anggapan ini? Baiklah, akan saya bahas.
Baca Juga: Manchester City Hattrick Juara Liga Inggris, Bersiap Treble Winner untuk Piala FA dan Liga Champions
Pertama, di berbagai release lembaga survei terpercaya, elektabilitas Anies masih stagnan bahkan cenderung menurun dan tidak sebanding dengan popularitasnya. Jika sudah demikian, untuk apa Presiden Jokowi khawatir dengan kemenangan Anies, tidak logis bukan?
Selain itu, Partai Nasdem yang selama ini menjadi sponsor dan pengusung utama Anies untuk jadi Bacapres, suaranya terus menerus anjlok dan kadernya di Kabinet (Menkominfo) terlibat korupsi trilunan rupiah serta ditahan oleh Kejaksaan Agung.
Ini tentu telah membuat Surya Paloh gemetaran, apalagi kalau kemudian ditemukan bukti ia dan partainya terlibat atau menerima setoran dari Jhonny G Plate. Olehnya, Anies bukanlah ancaman nyata bagi Presiden Jokowi.
Kedua, kita semua faham bahwa pendukung Prabowo dan Anies adalah orang-orang garis keras dan garis bingung, parahnya lagi tuna sejarah. Adian Napitupulu, saya dan semua teman-teman seperjuangan mantan Aktivis '98, berbicara bertahun-tahun di berbagai media.
Baca Juga: Manchester City Pastikan Diri Juara Liga Inggris Sebelum Taklukkan Chelsea di Etihad Stadium
Yakni, untuk menjelaskan apa dan bagaimana yang pernah dilakukan oleh kedua orang tersebut di kilasan Sejarah Indonesia Menjelang 1998 (untuk Prabowo), dan di kilasan Sejarah Indonesia Menjelang 2017 (untuk Anies).