DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Hasil Studi di Swedia: Lansia yang Kesepian Berlarut Larut Makin Mudah Terkena Demensia

image
Ilustrasi lansia yang sedang sakit dan dijenguk sahabatnya. Lansia harus menghindari kesepian.

ORBITINDONESIA.COM - Dokter Yuda Taruna, seorang ahli bedah otak (neurosurgeon) mengatakan, bagi para lansia sangat penting untuk tidak merasakan kesepian.

Studi empiris di Swedia menyatakan bahwa semakin seseorang merasakan kesepian berlarut-larut, maka akan makin mudah ia terkena demensia.

Maka penting untuk kita agar sering-sering berkumpul dalam komunitas. Melakukan kegiatan bersama, apalagi yang sudah masuk usia lansia, agar tidak kesepian. Ribuan tahun manusia survive dengan cara ini.

Baca Juga: Sedang Nikmati Liburan Akhir Semester, Ini Tips Berkunjung ke Destinasi Wisata Pantai Madasari Pangandaran

Kita tidak bisa menghentikan penuaan, namun kita bisa memperlambatnya. Medis sekarang mengetahui bahwa neurotransmitter (penghubung kimia) ke otak sangat berperan untuk menghambat penuaan syaraf. Caranya: menjadi mindfull.

Karena saat menua, otak memiliki kecenderungan untuk membuang memori-memori netral terlebih dahulu, lalu kemudian memori positif yang dibuang. Sisanya adalah residu memori-memori negatif.

Otak manusia memiliki kecenderungan untuk mengingat hal-hal negatif dibandingkan positif. Misalnya, ketika orang tua memukul kita, atau pasangan melukai hati kita.

Kejadian itu akan sangat berbekas di otak kita dibandingkan dengan saat mereka menyayangi kita.

Baca Juga: Hidup Kita Seperti Kayu yang Digosok Dengan Amplas

Karena itu, penting untuk kita menjadi mindfull. Menjadi pribadi yang terus bersyukur dan menemukan kebahagiaan bahkan dari hal-hal kecil.

Halaman:
1
2

Berita Terkait