Sementara NATO Mengurus Ukraina, Perdamaian di Bosnia dan Herzegovina Terancam
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 16 Agustus 2022 15:38 WIB
ORBITINDONESIA - Sementara Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO, sibuk dengan invasi Rusia ke Ukraina, kelambanan NATO soal masalah keamanan di Bosnia dan Herzegovina telah mengancam perdamaian di negara itu.
Warontherocks.com, pertengahan Agustus 2022 ini, memuat peringatan dari Perwakilan Tinggi Christian Schmidt dari akhir 2021. Schmidt menegaskan, prospek untuk perpecahan dan konflik lebih lanjut di Bosnia dan Herzegovina “sangat nyata.”
Salah satu perkembangan utama yang memprihatinkan: potensi pemisahan diri dari entitas yang didominasi etnis Serbia, Republika Srpska. Anggota Serbia dari sistem presidensi tripartit Bosnia dan Herzegovina, Milorad Dodik, memicu spekulasi bahwa Republika Srpska dapat memisahkan diri.
Baca Juga: Agenda Besar Bangsa Indonesia, Jokowi Dorong Digitalisasi Ekonomi bagi UMKM agar Naik Kelas
Yakni, ketika Dodik mempelopori upaya untuk memutuskan hubungan dengan sistem militer, peradilan, dan pajak yang terpusat. Kontrol dari ketiga institusi ini oleh pemerintah pusat sangat penting untuk setiap demokrasi yang berfungsi.
Bosnia dan Herzegovina memiliki dua “entitas”, Federasi dan Republika Srpska. Maka, penarikan dari lembaga-lembaga besar oleh Republika Srpska akan menandakan pembubaran negara tersebut.
Dodik baru-baru ini mengumumkan, penarikan diri akan ditunda selama enam bulan, seolah-olah karena "situasi politik dan keamanan internasional" di Ukraina.
Membaca yang tersirat, Dodik tampaknya berhati-hati tentang langkah selanjutnya, karena salah satu pendukungnya - Kremlin - menghadapi sanksi besar. Rusia menghadapi kesulitan tak terduga lainnya karena serangannya ke Ukraina.
Baca Juga: Agenda Besar Bangsa Indonesia, Presiden Jokowi: Pemberantasan Korupsi Prioritas Utama
Selain itu, Aleksander Vu?i?, Presiden Serbia, sedang menimbang-nimbang kesetiaannya ke Timur dan Barat. Sementara dia ingin mendukung etnis Serbia di Bosnia dan Herzegovina, dukungan ke Republika Srpska itu akan menggagalkan aspirasi Serbia untuk bergabung ke Uni Eropa.
Namun, jika Rusia menang di Ukraina, perhitungan Dodik dan Vu?i? akan berubah. Maka sejumlah pengamat menyarankan, para sekutu Barat harus bertindak sekarang untuk menahan langkah Dodik dan Vu?i? sebelum hal itu terjadi.
Menyadari bahwa faktor struktural yang memunculkan gerakan separatis Dodik masih ada, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris harus segera mengambil tindakan, untuk mengubah konflik yang membeku ini.
Pengamat menyatakan, perang Rusia di Ukraina telah membuat pengiriman pasukan NATO ke Bosnia dan Herzegovina penting, untuk menjaga lingkungan yang aman dan terjamin di Balkan.***