DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Kasus Penembakan Massal di Maine Amerika Serikat Menewaskan 22 Orang dan Melukai 50 Orang

image
Pelaku penembakan di Maine yang menenteng senapan serbu

 

ORBITINDONESIA.COM-  Kasus penembakan massal terjadi di sebuah bar dan arena bowling di negara bagian Maine, Amerika Serikat, membuat panik semua orang.

Insiden penembakan massal yang terjadi di tempat hiburan malam di Maine Amerika Serikat ini membuat 22 orang pengunjung meninggal dunia dan 50 orang lain luka-luka.

Menurut laporan dari buletin kepolisian setempat, pelaku penembakan massal di Maine, Amerika Serikat, ini merupakan seorang instruktur senjata api yang dilatih langsung oleh militer.

Baca Juga: Nurizal Ismail: Hati Hati Ada Penumpang Gelap Dibalik Ajakan Boikot Produk

Pelaku penembakan juga disinyalir memiliki masalah kesehatan mental. Menurut laporan kepolisian, pelaku baru-baru ini mendapat perawatan di rumah sakit jiwa.

Organisasi media setempat menyebutkan korban tewas akibat insiden ini berjumlah antara 16 sampai 22 orang, dan seluruhnya ditemukan di tempat yang berbeda-beda.

Beberapa media menuliskan jumlah korban tewas yang berbeda antara satu dengan yang lain karena mereka mengutip dari lembaga hukum setempat, dan kemungkinan jumlah korban tewas akan terus meningkat.

Baca Juga: 10 Contoh Kata Ucapan Selamat Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober yang Kece Badai dan Kekinian

Buletin Intelejen Polisi diteruskan ke para pejabat setempat ketika ratusan aparat kepolisian sedang bergerak menuju lokasi penembakan pada hari Kamis waktu setempat.

Menurut buletin kepolisian, pelaku penembakan ini bernama Robert Card (40 tahun) dan tercatat pernah melakukan pelatihan di Fasilitas Pelatihan Cadangan Angkatan Darat AS di Maine.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Card sempat dirawat di rumah sakit jiwa selama dua minggu pada musim panas 2023, dan belum diketahui bagaimana kondisinya saat ini.

Baca Juga: Prediksi Skor Pertandingan BRI Liga 1: Barito Putera vs Persikabo 1973, Head to Head, Susunan Pemain

Buletin tersebut juga menuliskan bahwa Card pernah melapor ke pihak yang berwajib bahwa dirinya mendengar suara-suara yang entah darimana datangnya.

Card juga berulang kali mengancam akan melakukan penembakan massal di Pusat Pelatihan Militer yang lokasinya berada di Saco, Maine.

"Ada seorang penembak aktif di Lewiston. Kami meminta orang-orang untuk berlindung di tempatnya," kata aparat kepolisian dikutip Orbitindonesia.com dari akun Twitter resminya 26 Oktober 2023.

Baca Juga: Alex Runggeary: Kopi Paling Enak se Dunia

"Harap tetap berada di rumah anda dengan pintu terkunci. Penegakan hukum saat ini sedang melakukan penelidikan di beberapa lokasi," kata mereka.

Kantor Sheriff Androscoggin County kemudian memposting dua foto tersangka penembakan di Facebook dan menyebutkan bahwa pria itu sedang buron serta meminta masyarakat untuk mengidentifikasi tersangka.

Dalam salah satu foto, terlihat seorang pria berjanggut dengan stelan kemeja berwarna merah dan celana jeans panjang sedang memegang senapan dalam posisi menembak.

Baca Juga: Korban Terdampak Pohon Tumbang di DKI Jakarta Bisa Dapat Santunan

Central Maine Medical Centre di Lewiston menyatakan belasungkawa kepada seluruh korban penembakan massal dan akan bekoordinasi dengan beberapa rumah sakit untuk menerima pasien.

The Sun Journal melaporkan bahwa penembakan massal ini terjadi di tiga distrik yang berbeda yaitu Sparetime Recreation bowling centre, Schemengees Restaurant, dan Walmart distribution centre.

Sparetime berjarak 6,5 km ke utara dari Schemengees, dan Walmart berjarak 2,5 km dari Schemengees. Lewsiton berjarak 56 km dari kota terbesar Maine, Portland.

Baca Juga: Terlibat Kasus Dugaan Pemerasan, Rumah Ketua KPK Firli Bahuri Dikabarkan Digeledah Polda Metro Jaya!

Salah satu pemilik Schemengees, Kathy Label, mengatakan bahwa dirinya sedang tidak berada di bar miliknya ketika insiden penembakan massal terjadi.

Namun, dia mengatakan bahwa pegawainya memberitahu kepadanya ada seseorang yang masuk dan mulai menembaki pengunjung sebelum staff bar berlarian keluar.

"Itu adalah malam yang menyenangkan bermain carnhole, Itu hal terakhir yang anda harapkan, bukan? Saya masih merasa ini semua adalah mimpi buruk," kata Label dikutip Orbitindonesia.com dari The Sydney Morning Herald 26 Oktober 2023.

Insiden ini merupakan penembakan massal paling mematikan di Amerika Serikat setidaknya sejak bulan Mei 2022, ketika seseorang melakukan penembakan di sebuah sekolah dasar di Texas.

Baca Juga: Satpam Taman Mini Indonesia Indah yang Berbuat Kasar kepada Perempuan Pedagang tidak Resmi Dibebastugaskan

Menurut Gun Violence Archive, penembakan massal di sekolah dasar di Texas tersebut menewaskan sedikitnya 19 siswa dan dua orang guru.

Sejak pandemi Covid-19 berakhir, jumlah kasus penembakan yang melibatkan empat orang atau lebih di Amerika Serikat mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Gun Violence Archive melaporkan bahwa pada 2022 ada sebanyak 647 kasus penembakan, dan meningkat di tahun 2023 dengan 679 kasus.

Penembakan massal yang paling mematikan di Amerika Serikat terjadi di festival musik country Las Vegas yang menewskan sebanyak 58 orang pada tahun 2017.***

 

Berita Terkait