Fawzy O’nishi: Masyarakat Betawi Tak Miliki Kompetensi Dalam Persaingan Ekonomi, Politik dan Sosial
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 02 Desember 2022 08:02 WIB
ORBITINDONESIA - Masyarakat Betawi umumnya saat ini belum memiliki kompetensi yang baik, dalam persaingan di segala aspek kehidupan. Termasuk dalam aspek ekonomi, politik, sosial, dan aspek-aspek lain.
Hal itu dinyatakan oleh Fawzy O’nishi, pengamat budaya Betawi, dalam Webinar di Jakarta, Kamis malam, 1 Desember 2022. Webinar itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai Denny JA. Diskusi ini dipandu oleh Elza Peldi Taher dan Yeni Noerhayati.
Fawzy memaparkan, adat tradisi dan budaya Betawi saat ini terus diterpa badai dan pergeseran budaya. “Padahal ini adalah salah satu budaya yang terlahir sangat epik, di tanah strategis yang paling diperebutkan para wangsa,” tuturnya.
Baca Juga: Kasum Letjen TNI Eko Margiyono Tinjau Persiapan MTF TNI Konga XXVIII-N/UNIFIL
Betawi, kata Fawzy, menjadi melting pot peleburan budaya, serta dapat dikategorikan paling memiliki napas kebangsaan dalam kaleidoskop sejarah Indonesia.
Namun, kini di zaman modern yang terus berkembang, semakin bermunculan fenomena aftershock, seperti halnya bencana gempa. Keberadaan tradisi budaya semakin tergoncang, tak memiliki kepastian.
“Budaya Betawi di Jakarta adalah salah satu yang paling merasakan dampak demikian,” ujarnya.
“Kurangnya kemampuan ekonomi, menjadi salah satu faktor penyebab tertinggalnya masyarakat Betawi di dalam persaingan ibu kota,” sambung Fawzy.
Banyak kalangan berpandangan, salah satu faktor penyebab ketertinggalannya juga pada mindset masyarakatnya.
“Paradigma kawula muda Betawi yang kurang giat dan belum memiliki kesadaran berpendidikan tinggi juga perlu dikikis,” tegas Fawzy.
Saat ini budaya Betawi terbelenggu di antara gegap gempita kejutan budaya lintas generasi. Yakni, mulai dari baby boomer, milenial, sampai gen-Z yang semakin kritis dan dahaga akan hal baru.
Tradisi asli masyakat Betawi, silih berganti dihantui arus modernisasi yang terus saja terbarukan. Di tengah dinamika Jakarta yang terus bertransformasi saat ini, Gerakan Kebangkitan Betawi (Gerbang Betawi) adalah gerakan moral, intelektual, dan profesional.
Baca Juga: Hari Raya Natal 2022 Tanggal Berapa, Apakah Hari Libur, Simak Penjelasan Lengkapnya di Sini
Fawzy menjelaskan, gerakan ini diharapkan berfungsi sebagai agen perubahan (agent of change) atas pola pikir, perilaku, dan pola rasa (spiritualisme) masyarakat Betawi saat ini, menuju ke arah yang lebih baik di masa mendatang.
“Bila kita sempat mengidentifikasi dan hendak berupaya menjaga aset budaya bangsa, niscaya kita akan bertanya: Mengapa kini tradisi dan adat istiadat Betawi tampak ada dalam situasi ketidakmerataan?” tanya Fawzy.
“Kondisinya belumlah dapat dikatakan seimbang, jikalau kita bandingkan dengan keseluruhan Heritage Nusantara,” ucapnya.***