Hari AIDS Sedunia 2022: Apa Saja Faktor Risiko Penularan AIDS dan Bagaimana Pencegahannya, Simak di Sini
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 30 November 2022 18:50 WIB
ORBITINDONESIA - Tanggal 1 Desember besok menjadi peringatan Hari AIDS Sedunia 2022 yang diselenggarakan secara global.
Hari AIDS Sedunia 2022 ini mengusung tema Equalize atau kesetaraan, yakni kesetaraan dalam penanganan penderita HAIV/AIDS di seluruh dunia.
Hari AIDS Sedunia 2022 juga menjadi saat penting bagi masyarakat, khususnya di Indonesia untuk mengenal lebih jauh soal HIV/AIDS yang menjadi salah satu persoalan kesehatan di tanah air.
Baca Juga: Hari AIDS Sedunia, Ini Bedanya AIDS dengan HIV
Dilansir dari laman resmi World Health Organization (WHO), HIV/AIDS memiliki sejumlah faktor risiko, yakni perilaku dan kondisi yang memungkinkan membuat seseorang tertular HIV.
Faktor risiko tersebut menurut WHO di antaranya:
• melakukan seks anal atau vaginal tanpa kondom;
• menderita infeksi menular seksual (IMS) lain seperti sifilis, herpes, klamidia, gonore dan bakterial vaginosis;
• terlibat dalam penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang dalam konteks perilaku seksual;
Baca Juga: Hari AIDS Sedunia 2022: Simak Apa Itu AIDS, Bagaimana Gejalanya, Seperti Apa Penularannya
• berbagi jarum suntik yang terkontaminasi, alat suntik dan peralatan suntik lainnya serta larutan obat saat menyuntikkan narkoba;
• menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah dan transplantasi jaringan, dan prosedur medis yang melibatkan pemotongan atau penindikan yang tidak steril; dan
• mengalami cedera jarum suntik yang tidak disengaja, termasuk di antara petugas kesehatan.
Baca Juga: Kapan Hari AIDS Sedunia 2022 Dirayakan, Tema, Tujuan, dan Sejarahnya Langsung dari WHO
Selain mengenal faktor risiko, masyarakat juga perlu mengetahui pencegahan dini agar menekan risiko penularan HIV/AIDS.
Menurut WHO, terdapat sejumlah upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat, di antaranya:
• penggunaan kondom pria dan wanita;
• pencegahan, pengujian dan konseling untuk HIV dan IMS;
• sunat laki-laki medis sukarela (VMMC);
• penggunaan obat antiretroviral (ARV) untuk pencegahan (PrEP oral dan produk kerja panjang), cincin vagina dapivirine dan cabotegravir kerja panjang yang dapat disuntikkan;
• pengurangan dampak buruk bagi pengguna narkoba suntik dan; dan
• eliminasi penularan HIV dari ibu ke anak (MTCT).
HIV tidak ditularkan jika pasangan seksual seseorang ditekan secara viral pada ART, sehingga meningkatkan akses ke pengujian dan hubungan pendukung dengan ART merupakan komponen penting dari pencegahan HIV.***