DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Orang Meninggal karena Bunuh Diri Lebih Banyak Dibandingkan Perang, Denny JA: Saatnya Mengolah Batin

image
Denny JA saat memberikan sambutan dalam acara Festival Raksha Bandan.

ORBITINDONESIA.COM – Ketua Esoterorika Forum Spiritualitas, Denny Januar Ali atau yang akrab disapa Denny JA mengatakan, di masa sekarang kasus orang meninggal karena bunuh diri lebih banyak daripada meninggal karena korban perang.

Tidak hanya bunuh diri, Denny JA juga menuturkan bahwa penyebab tertinggi kematian seseorang juga adalah dari kelaparan dan juga terorisme.

Denny JA menerangkan, hal tersebut berdasarkan riset yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019.

Baca Juga: Yuk Intip Daftar Lagu yang akan Rilis pada Bulan September 2023

“Di era ini, lebih banyak orang yang mati karena bunuh diri dibandingkan mati karena perang, ditambah mati karena terorisme dan mati karena kelaparan," ucap Denny JA dalam temu tatap muka Forum Spiritualitas merayakan Festival Raksha Bandan bersama komunitas Brahma Kumaris, Sabtu, 2 September 2023.

Menurutnya banyaknya kasus bunuh diri terjadi karena peradaban super modern ini juga melahirkan kekosongan spiritualitas.

Oleh karena itu, kini bangkit sejenis spiritualitas baru, seperti perkumpulan meditasi lintas agama, yang asetnya kini mencapai Rp60 ribu triliun.

Baca Juga: Intip Fakta Lagu Flip It Up yang di Rilis oleh Tiara Andini Bernuansa K-Pop dan untuk Menghadapi Para Haters

“Lilin tak menyala tanpa api. Manusia juga tak menyala tanpa spiritualitas,” kata Denny mengutip pernyataan Sidartha Gautama.

Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) tersebut juga mengatakan, pentingnya manusia mengolah batinnya.

Menurut dia, jika hal tersebut tidak dilakukan maka ia tidak menjadi cahaya dan tidak memberikan kehangatan.

Baca Juga: Agus Harimurti Yudhoyono akan Berkoalisi dengan Partai yang Satu Visi: Singgung Presiden Soekarno

Menurut Denny, sejak dini, Esoterika Forum Spiritualis sudah membuat perayaan hari besar agama, mulai dari Kristen, Buddha, Konghucu.

Kini, Esoterika menyambut bersama festival Raksha Bandhan dari Brahma Kumaris.

“Mengapa kita ingin bersama merayakan hari hari besar agama? Karena kita merasa di era ini, di momen ini, sampai pada kesadaran bahwa agama dan aneka keyakinan Itu adalah warisan milik kita bersama untuk kekayaan batin kita,” ungkap pria kelahiran 64 tahun tersebut.

Baca Juga: Investasi Layanan Publik Bantu Naikkan PNPB, Yasonna H Laoly: Imigrasi Sudah Sumbang Rp4,7 Triliun

Konsultan politik dan penulis tersebut juga menerangkan, peradaban saat ini yang penuh pengetahuan dan ekonominya dianggap melimpah, ternyata tetap menghadirkan kehampaan yang membuat banyak orang bunuh diri.

Denny JA juga mempertanyakan mengapa banyak yang memilih bunuh diri dan dalam riset disebut terjadi kekosongan spiritual bagi sebagian orang.

Bentuk dari kekosongan itu muncul lewat para individu yang kesepian, cemas, dan terisolasi secara sosial.

Baca Juga: Inilah Penyebab Don Krieg Tersingkir dengan Mudah di One Piece Live Action dan Tidak berhadapan dengan Luffy

Mengutip data View Research Center 2018, ketika terjadi kekosongan spiritual, ternyata juga terjadi penurunan pengikut agama formal.

Pada 2007 misalnya, 73 persen orang mengidentifikasikan dirinya kepada satu dari begitu banyak agama formal.

Namun, pada 2018, jumlah orang yang mengidentifikasikan diri pada agama formal turun menjadi 65 persen.

Baca Juga: Inilah Jabatan Coby bersama Monkey D Garp di One Piece Live Action dan Menjadi Musuh bagi Luffy

“Ini benar-benar menarik. Kekosongan seperti terjadi, tapi juga penurunan identifikasi diri kepada agama agama formal juga menurun. Dan data lain bahwa orang yang menyatakan dirinya tidak terafiliasi dengan agama formal juga menaik,” terangnya.

Dia mengungkapkan, kini tren meditasi meningkat untuk mengisi kekosongan spiritual tersebut.

Data dari Global Welllness Institue pada 2020 menyatakan, per hari ini, aset dari berbagai instusi yang mengola bidang wellness yang menyediakan berbagai cara untuk mengisi kekosongan spiritual itu mencapai USD4,5 triliun.

Baca Juga: Horee.. Tlilir Art and Culture Festival akan di Jadikan Even Tahunan

Menurutnya, ada empat alasan spiritualitas bangkit kembali menurut neuiroscience.

Pertama, meditasi atau doa membangkitkan transmitter di syaraf.

Kedua, membangkitkan rasa cinta yang memberi perasaan nyaman.

Baca Juga: Mengenal Sosok Coby di One Piece Live Action seperti Luffy dan Bergabung dengan Monkey D Garp

Ketiga, merasa satu dengan lingkungan, baik dengan manusia lain, alam, dan dunia yang tak diketahui.

Keempat, hubungan interpersonal yang lebih dalam jika ada spiritual bond.

“Jika ada spiritualitas, maka hubungan personal jauh lebih hangat,” ujar Denny JA.

Baca Juga: Denny JA: Anggota NU yang Pilih PKB 11,6 Persen, Tertinggi ke PDIP 21,9 Persen dan Gerindra 13,6 Persen

Denny JA juga tak lupa mengucapkan selamat Raksha Bandhan dari Brahma Kumaris.

“Apapun agama kita, apapun perbedaan kita, kita adalah makhluk spiritual yang sama,” ungkapnya

Pendiri Rumah Filsafat, Reza AA Wattimena, mengatakan, kesadaran terbagi menjadi beberapa kategori, yakni, distingtif dualistik, immersif, holistik kosmik, meditatif, dan kekosongan.

Baca Juga: AECC Sepakat Dokumen Inisiatif Dibawa ke KTT ke 43 ASEAN

Selain itu, munculnya agama kematian yang penuh dengan takhayul, memaksa, obsesi kematian, intoleransi, kekerasan, penindasan perempuan, dan terorisme.

Sementara itu, Sister dari Brahma Kumaris, Sr Gopi Patel, menjelaskan, Raksha Bandhan adalah pengingat nilai-nilai kebajikan dan kembali kepada diri yang penuh dengan kesucian yang mengutamakan kejujuran.

“Keluarkan dari pikiran, hati, mata, mulut hal-hal yang baik. Salah satu cara untuk kembali mensucikan diri adalah meditasi untuk memikirkan kembali hal-hal yang sudah diperbuat dan sadar akan apa yang akan dilakukan,” terangnya.***

Berita Terkait