Panggung Politik Tingkat Tinggi Jokowi di Tengah Tekanan AS dan China
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 27 Januari 2023 14:32 WIB
AS tambah pusing. “Bagaimana mau kerjasama kalau tidak ada yang komit". Jokowi seenaknya mengabaikan komitment yang dibuatnya, kata teman konsultan Geostrategis kepada saya. Saya hanya tersenyum.
Saya katakan kepada teman bahwa OBOR ( One Belt One Road ) tidak akan dapat peluang menyentuh Malaka sebelum Sumatera terkoneksi dengan tol laut maupun tol darat. Jokowi tidak mau mengorbankan Geostrategisnya untuk kepentingan asing.
Janji China akan menggelontorkan dana USD 30 miliar untuk jalan toll Sumatera & toll laut, nyatanya hanya 10% saja cair. Mau komit bagaimana?
Amerika juga sama, tidak ada niat baik menyelesaikan masalah Freeport dengan mulus.
Mau komit bagaimana ? Saya rasa ini hanya pertimbangan fairly. Kalau mau bersinergi, China dan AS harus tunjukkan itikad baik.
"Sekarang Indonesia, ada atau tidak ada china atau AS pembangunan jalan terus sesuai agenda. Agenda Jokowi untuk Indonesia", Kata saya.
“Jadi apa usul kamu ?" Kata teman sambil mengerutkan kening.
Baca Juga: Lebih Lama Ada Dari Negara Indonesia, Ini 6 Kabupaten Paling Tua di Jawa Timur
"Menurut saya, china selesaikan saja komitment membiayai jalan tol Sumatera dan tol laut, dalam koridor B2B. Kemudian AS gunakan Jepang & Eropa bangun koneksitas Kalimatan & Sulawesi. Dukung penyelesaian masalah freeport.
Nah kalau itu semua sudah selesai, Jokowi akan komit. Mengapa? Karena kalau infrastruktur terbangun, Indonesia juga siap bersaing atas program OBOR nya China dan Grand Pacific nya Amerika. Kan tidak mungkin Indonesia hanya jadi penonton.”