Megawati, Politisi Terkuat di Indonesia yang Kerap Salah Dimengerti
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 24 Januari 2023 08:10 WIB
Di tahun-tahun inilah Megawati kerap melihat banyak pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang disekeliling Bung Karno.
Inilah periode awal terbentuknya karakter pendiam Megawati yang kemudian melatih dirinya dalam ber-intuisi, mengamati dan melihat karakter orang. Karena itulah kemudian baginya politik adalah soal “karakter” orang, setia atau tidak pada cita-cita politiknya.
Ditengah gelombang pengkhianatan terhadap Bung Karno pada lapisan elite negara, Megawati memperhatikan bahwa justru cita-cita politik Sukarno masih dipegang dengan baik oleh jutaan rakyat di akar rumput.
Baca Juga: Daftar Perguruan Tinggi Ikatan Dinas dan Beasiswa, Silakan Bagi yang Anaknya Kelas 3 SMA dan SMK
Di titik inilah kemudian Megawati kelak mempercayai kekuatan basis Sukarnois ada di lapisan massa rakyat bawah atau wong cilik.
Sepanjang tahun 1970-an Megawati sepenuhnya menjalani peran sebagai Ibu Rumah Tangga. Suami pertama-nya seorang pilot Angkatan Udara, Kapten. (Anm) Surindro Supjarso, dinyatakan gugur dalam tugas saat terbang di atas perairan Biak, di Irian Jaya.
Berbagai rumor menyebutkan bahwa Letnan Surindro sengaja “dihilangkan” rezim oleh Orde Baru, konon hal ini terjadi karena ada ramalan bahwa “Kekuatan Sukarnois akan muncul dari Megawati”.
Beberapa tahun kemudian Megawati menikah dengan Taufik Kiemas, unsur Sukarnois dari kalangan mahasiswa GMNI yang juga pernah dipenjarakan oleh rezim militer Suharto. Dari Taufik Kiemas ini juga Megawati membaca dan memahami bahwa kekuatan muda Sukarnois itu banyak sekali.
Baca Juga: Kasihan! Indra Bekti Seumur Hidup harus Pakai Alat Bantu yang Dipasang Di Kepala
Kalangan intelektual muda pada generasi 1970-an menjadikan Bung Karno sebagai idola mereka, apalagi kebijakan Orde Baru saat itu masih sangat bergantung pada Blok Barat.